Senin, 22 Desember 2025

Barak Militer Dialihkan ke Mulok, Praktisi dan Akademisi Perlindungan Anak : Bukan Tempat Ideal untuk Tumbuh Kembang Anak

- Rabu, 25 Juni 2025 | 12:57 WIB
Jeanne Noveline Tedja
Jeanne Noveline Tedja

RADARDEPOK.COM-Praktisi dan Akademisi Perlindungan Anak, Jeanne Noveline Tedja mengakui sangat memahami program barak militer KDM adalah untuk membentuk kedisiplinan dan jiwa nasionalisme pada pelajar.

Namun, penempatan remaja di lingkungan semi-militer untuk waktu tertentu harus benar-benar mempertimbangkan aspek psikologis, pedagogis, serta hak-hak anak.

Baca Juga: Tempat Camping Estetik, Sejuk, dan Anti Ribet di Ciwidey Inilah Coolem Camp and Cabin

“Barak bukanlah tempat yang ideal untuk tumbuh kembang remaja, apalagi jika tidak diimbangi pendekatan yang humanistik dan mendidik. Maka ketika kebijakan ini dihentikan, saya memandangnya sebagai bentuk koreksi yang konstruktif dari DPRD provinsi,” jelasnya saat diwawancara Radar Depok, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, mengganti pendekatan tersebut dengan integrasi muatan lokal bela negara di SMA dan sederajat justru bisa jauh lebih efektif. Nilai-nilai bela negara bisa ditanamkan melalui pembelajaran kontekstual, kegiatan kokurikuler, dan keteladanan di sekolah.

Baca Juga: Garut Gak Bisa Diem Nih Ada Tempat Nongki Terbaru, Bisa Jajan Gelato Hingga Nginep di Villa

Pendidikan karakter, cinta tanah air, dan tanggung jawab sosial bisa ditanamkan tanpa harus membentuk remaja dengan pendekatan yang berisiko membentuk mentalitas kekerasan atau ketundukan semu.

“Saya mendorong agar pelibatan guru, psikolog pendidikan, serta tokoh masyarakat dalam merancang kurikulum muatan lokal bela negara dilakukan secara serius dan partisipatif. Dengan begitu, kita mendidik generasi muda bukan dengan ketakutan, tetapi dengan kesadaran,” ungkapnya.

Baca Juga: Drainase Dikeruk, Air Mengalir Tanpa Hambatan di Jalan Pangkalanjati Depok

Peralihan program Barak Militer ke Mulok, diyakini Jeanne Noveline Tedja akan membawa dampak pada efesiensi anggaran yang signifikan. Program barak militer sebelumnya memakan biaya hampir Rp6 Miliar, yang sebagian besar terserap untuk akomodasi, logistik, dan pelibatan aparat. Padahal efektivitasnya terhadap perubahan perilaku remaja belum terbukti secara komprehensif.

Katanya, dengan mengganti pendekatannya ke muatan lokal bela negara di sekolah, biaya bisa dialihkan untuk pelatihan guru, penyusunan modul, atau kegiatan pembinaan yang lebih mendalam dan berkelanjutan.

Baca Juga: HUT ke-79 Bhayangkara, Polres Metro Depok Gelar Layanan Publik Gratis, Cek Kesehatan hingga Perpanjangan SIM : Ini Kata Kombes Abdul Waras

“Jadi tidak hanya lebih hemat, tapi juga lebih tepat sasaran dan berdampak jangka panjang. Kebijakan publik yang baik bukan hanya soal niat baik, tapi soal efektivitas dan efisiensi dalam jangka panjang,” paparnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X