Senin, 22 Desember 2025

Dedi Mulyadi Tegaskan Pembanguan Rumah di Jawa Barat Harus Sesuai Karakteristik Lingkungan Sekitar

- Sabtu, 20 September 2025 | 17:15 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tegaskan pembangunan rumah di Jabar (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tegaskan pembangunan rumah di Jabar (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya pembangunan rumah yang tidak hanya mengedepankan aspek fisik semata, tetapi juga memperhatikan karakteristik lingkungan sekitar.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Peluncuran Program Penguatan Ekonomi Perumahan Murah dan Sosialisasi Kredit Usaha Rumah (KUR) yang digelar pada Kamis (18/9/2025).

Menurut Dedi, kesalahan pembangunan di masa lalu sering terjadi karena pejabat hanya fokus pada urusan izin dan keuntungan dari proses pembebasan lahan, tanpa memikirkan dampak sosial maupun lingkungan bagi masyarakat yang tergusur.

Baca Juga: Astra Honda dan CBR Series Siap Taklukan Mandalika

Kesalahan dulu itu pejabatnya sibuk terima duit dari pembebasan dan izin. Enggak mikirin orang yang digusur mau dikemanain,” ungkap Dedi.

Ia mencontohkan kondisi di Kabupaten Bekasi dan Karawang, di mana pembangunan perumahan elit tumbuh pesat, tetapi di sekitarnya masih berdiri rumah kumuh dan warung sederhana yang dibiarkan begitu saja, bahkan menumpuk sampah.

Untuk mengatasi hal ini, Dedi bersama Bupati Karawang langsung menurunkan alat berat membersihkan kawasan tersebut, sekaligus menyiapkan dana bantuan sebesar Rp40 juta per rumah untuk membangun hunian layak bagi warga terdampak.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Singgung Pejabat yang Suka Pamer, Sebut Bisa Timbulkan Obsesi Masyarakat untuk Terlihat Kaya

Dedi menekankan bahwa pembangunan rumah tidak bisa dilakukan sembarangan. Ia mengingatkan bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik tanah, air, udara, dan cahaya matahari yang berbeda.

Kata orang Sunda, ciri sabumi, cara sadesa, jawadah tutung biritna, sacarana-sacarana, lain tepak sejen eagle. Artinya membangun itu harus sesuai dengan karakteristik lingkungan,” jelasnya.

Ia menyoroti kasus di Sumedang, di mana perumahan dibangun di kaki bukit dengan cara meratakan kontur tanah, yang akhirnya rawan longsor.

Baca Juga: Bitcoin Terjebak di US5. 000, Namun Aktivitas On-Chain Tidak Akan Lama

Hal ini, menurut Dedi, adalah contoh pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan.

Dalam kebijakan terbaru Pemprov Jabar, konsep pembangunan rumah akan dibedakan sesuai dengan wilayahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febry Mustika Putri

Sumber: YouTube Lembur Pakuan Channel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X