RADARDEPOK.COM - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan komitmennya untuk terlibat langsung dalam sidang Kelompok Kerja (Pokja) Debottlenecking, sebuah mekanisme baru yang disiapkan pemerintah untuk mengurai berbagai hambatan usaha di Tanah Air.
Purbaya bahkan menyatakan dirinya siap bertindak layaknya hakim dalam forum tersebut demi memastikan keluhan dunia usaha dapat diselesaikan secara cepat, konkret, dan langsung menyentuh akar masalah.
Pokja Debottlenecking merupakan bagian penting dari Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah (Satgas P2SP) yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Satgas ini dibentuk berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Terbatas pada 15 September 2025 dan Rapat Koordinasi Tingkat Menteri pada 22 September 2025.
Baca Juga: Relawan Bogor Gerakan Anak Negeri Beri Layanan Kesehatan untuk Korban Bencana Tapanuli Selatan
Satgas P2SP memiliki tiga kelompok kerja, dengan Pokja Debottlenecking menjadi salah satu yang paling krusial karena langsung berhubungan dengan percepatan investasi dan iklim usaha nasional.
Dalam sistem baru ini, pelaku bisnis dapat menyampaikan berbagai hambatan yang mereka alami baik terkait perizinan, birokrasi lintas kementerian, regulasi yang tumpang tindih, maupun isu teknis lain yang selama ini memperlambat investasi dan operasional bisnis.
Menkeu Purbaya menekankan bahwa para pengusaha bahkan diperbolehkan melapor langsung kepada dirinya, dan ia memastikan akan memimpin sendiri sidang Debottlenecking setiap minggu.
“Saya sudah memutuskan mengalokasikan 1 hari penuh setiap minggu untuk memimpin sidang Debottlenecking. Anda lapor, seminggu kemudian akan kami sidangkan,” ujar Purbaya saat hadiri Rapimnas Kadin Indonesia di Park Hyatt Hotel Jakarta, Senin (1/2/2025).
Baca Juga: Jalankan Instruksi Prabowo, TNI AD Kerahkan Logistik Skala Besar ke Aceh, Sumut, Sumbar
Ia juga menegaskan bahwa forum ini buksekadar formalitas atau diskusi administratif, tetapi bertujuan menghasilkan solusi konkret yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Purbaya menyoroti perbedaan antara regulasi yang terlihat baik “di atas kertas” namun bermasalah saat diterapkan. Ia memberi contoh ketika bertanya kepada bawahannya di Kemenkeu tentang hambatan investasi:
“Kalau saya tanya anak buah saya, ada hambatan enggak? Enggak ada, Pak. Keluhan? Enggak ada, Pak. Tapi investasi tetap enggak masuk. Tapi begitu saya tanya pelaku bisnis? Kusut katanya.” Tambahnya.
Artikel Terkait
Blak-blakan Ungkap Perannya Perbaiki Ekonomi Era SBY hingga Jokowi, Menkeu Purbaya: Saya Enggak Dibayar
Menkeu Purbaya Apresiasi Anak Muda di Ajang Cerdas Cermat APBN 2025: Kasih Hadiahnya yang Betul Ya!
Raker dengan Komisi XI DPR RI, Menkeu Purbaya Paparkan Kondisi Ekonomi Indonesia: Momentum Pemulihan Harus Terus Dijaga
Ungkap Alasan Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya: Tahun Depan Akan Ada Sistem Baru
Banyak Warga Memilih Bekerja di Luar Negeri, Menkeu Purbaya: Itu Tanda Kita Gagal Ciptakan Lapangan Kerja
Tegas! Menkeu Purbaya Siap Rumahkan 16.000 Pegawai Bea Cukai Jika Kinerja Tak Kunjung Membaik
Menkeu Purbaya Tegaskan Anggaran BNPB Tetap Aman Untuk Bencana di Sumatera Meski Terjadi Pemangkasan: Uangnya Cukup, Saya Kaya