RADARDEPOK.COM–Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghentikan konflik dan kekejaman yang terjadi di Jalur Gaza. Presiden ketujuh Indonesia itu menyebut kejadian itu sebagai hal yang sangat menyakitkan bagi manusia.
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih, Washington DC, Senin (13/11) sore waktu setempat tersebut, Presiden Jokowi juga meminta AS menggunakan pengaruhnya kepada Israel untuk menghentikan kekejaman di Gaza. ”Gencatan senjata oleh Presiden (Jokowi) dinyatakan sangat penting untuk segera dilakukan," ujarnya dalam press briefing kemarin (14/11).
Baca Juga: UI Berkolaborasi Tingkatkan Reputasi di Level Global
Termasuk soal bantuan kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan untuk dapat segera disalurkan. ”Serta proses perdamaian menuju two state solution berdasar parameter internasional yang disepakati dapat segera dimulai kembali," sambungnya.
Tak lupa, Jokowi juga menyampaikan hasil keputusan KTT Luar Biasa OKI yang baru saja diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11) pekan lalu. Dengan tegas, Jokowi menyampaikan bahwa posisi negara anggota OKI sangat solid dan keras agar Israel segera mengakhiri kekejaman di Gaza.
Selain bertemu Biden, Jokowi telah menerima audiensi dari CEO Freeport McMoran. Dalam kesempatan itu, McMoran menyampaikan perluasan investasi USD 3 miliar untuk pembangunan smelter di Gresik dan Papua. Menurut Retno, ini sejalan dengan prioritas Indonesia untuk mengakselerasi hilirisasi industri.
Baca Juga: Intip Cara Tingkatkan Omzet WUB Kecamatan Cimanggis Depok, Bikin Seminar Strategi Usaha
Di sisi lain, Jokowi rencananya menuju ke Washington DC untuk menyampaikan policy speech di Georgetown University yang dihadiri sekitar 700 peserta. Presiden akan berbicara mengenai pentingnya kemitraan Indonesia-AS dalam turut berkontribusi bagi penciptaan stabilitas dan kemakmuran dunia. ”Presiden mengapresiasi rencana Georgetown University untuk membuka kampus cabang di Indonesia tahun depan," katanya. (***)