nasional

Dari Daerah Menuju Kota: Kisah Seru dan Menegangkan Dalam Proses Meraih Mimpi

Rabu, 13 Maret 2024 | 12:20 WIB
Mahasiswi IPB, Nazwa Rivie Azahra (DOKUMEN PRIBADI)

Oleh : Nazwa Rivie Azahra

Mahasiswa Program Studi Komunikasi Digital dan Media , Sekolah Vokasi, IPB University

Dalam perjalanan hidup banyak sekali rintangan dan proses yang harus dilewati demi mencapai sebuah impian dalam diri masing-masing. Salah satu prosesnya ialah melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih tinggi. Menjadi seorang mahasiswa merupakan sebuah anugerah yang tidak semua orang bisa berkesempatan menjadinya. Diterima sebagai mahasiswa IPB University merupakan suatu kehormatan bagi seorang Nazwa Rivie karena tidak pernah terduga sebelumnya dapat berkesempatan untuk menempuh pendidikan di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Program Studi Komunikasi Digital dan Media merupakan jurusan yang Nazwa impikan sebelumnya karena ia memiliki ketertarikan tinggi di bidang tersebut.

Awalnya Nazwa masih merasa bimbang karena program studi yang dulu bernama komunikasi ini masih berjenjang Diploma III. Dengan D III ini mengharuskan mahasiswanya untuk melakukan kuliah ekstensi kurang lebih 1 sampai 2 tahun untuk melanjutkan ke gelar sarjana atau S1. Tetapi keajaiban terjadi di tahun Nazwa masuk kuliah yaitu 2022 yang dimana terjadi peningkatan jenjang menjadi Diploma IV  atau Sarjana Terapan yang setara dengan S1. Dengan begitu Nazwa  memantapkan diri untuk mengambil jurusan ini diiringi dengan dukungan dari kedua orang tuanya.

Baca Juga: Bengkel Resmi Honda AHASS Wilayah Cirebon Berikan Servis Gratis untuk Korban Banjir

Dengan ia  memutuskan mengambil jurusan Komunikasi Digital dan Media  di IPB University tentunya mengharuskan Nazwa  untuk meninggalkan daerah terucintanya dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya. Tentunya, tidak mudah untuk menjalani hidup dari sebuah daerah kecil yang terletak di paling kiri Pulau Jawa yaitu Rangkasbitung (Banten) ke salah satu kota besar yaitu Kota Bogor. Menjadi mahasiswa rantau dan tinggal sendiri di Kosannya membuat Nazwa merasakan istilah homesick (kerinduan terhadap rumahnya dan berkeinginan untuk pulang) pada minggu pertama ia menjalani kehidupannya di Kota Bogor.

Banyaknya kecemasan dan ketakutan yang ada didalam pikiran Nazwa akan hal perkuliahannya. Ia takut tidak mempunyai teman baru, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, tidak bisa mengatur keuangannya, tidak bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Hampir setiap hari di minggu pertama ia terus memikirkan hal tersebut sampai pada akhirnya dia jatuh sakit 2 hari tepat sebelum kegiatan MPKMB (Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru) dilaksanakan. Di hari itu badannya sangat drop sekali yang dikarenakan telat makan dan memikirkan sesuatu hal yang berlebihan. Akhirnya Nazwa membicarakan ini semua kepada Mamanya dan ia menuruti nasehat mamanya untuk selalu menjaga kondisi tubuhnya serta jangan terlalu banyak berpikir yang negatif akan suatu hal yang belum terjadi. Keesokan harinya ia merasa bahwa dirinya sudah lumayan membaik dan ia sangat bersemangat untuk menyiapkan segala perlengkapan MPKMB yang dibutuhkan.

Baca Juga: Ini Pesan Ramadan dari Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono dan Umi Etty

Hari dimana MPKMB pun tiba, tepat pukul 03.00 pagi Nazwa terbangun dari tidurnya karena suara alarm yang terus berbunyi dari ponselnya. Ia pun langsung segera bergegas dari kasurnya untuk bersiap siap menjalani hari pertama MPKMB yang diharuskan jam 05.00 pagi sudah berkumpul. Pada saat itu perasaan Nazwa sangat campur aduk sekali karena ia gembira dan tidak sabar untuk bertemu teman barunya tetapi disisi lain ia takut adanya sesi memarah-marahi dari senior. Nazwa pun berangkat tepat pukul 04.30 menggunakan motor diantar oleh salah satu pegawai di kosannya. Dengan angin pagi yang sangat dingin membuat ia tidak mengantuk lagi dan sangat bersemangat. Sesampainya di kampus ia segera mencari kelompok atau gathamala nya yaitu gathamala radha yang bercirikan warna hijau pada tali di tanda pengenalnya. Tepat di dekat parkiran kampus ia menemukkan kelompoknya yaitu gathamala radha dan ia langsung berkenalan dengan teman kelompoknya salah satunya Athifa. Mereka sangat riang sekali karena saling bertukar cerita prosesnya menjadi mahasiswa IPB dan persiapannya dalam mengikuti kegiatan tersebut.  Tidak lama setelah mereka berbincang bincang panitia berperintah untuk segera baris dengan rapi karena akan di check kelengkapannya. Setelah pengecekan dilakukan oleh setiap kelompok dilanjutkan dengan yel-yel yang bersemangat untuk melatih kekompakkan kelompok yang sambil berjalan menuju arah panggung. Sesampainya di panggung para peserta dibagikan konsumsi yang sebuah roti cukup dibilang mahal dan enak serta mendapatkan snack dan minumannya. Betapa bahagianya aku dan para peserta lainnya pada saat itu karena mendapatkan konsumsi yang enak dan mereka tidak perlu panas-panasan dalam mengikuti rangkaian acaranya. Pemateri serta hiburan MPKMB ini sangat seru karena dapat memberikan ilmu baru yang bermanfaat serta semangat kepada mahasiswa barunya.

Baca Juga: Lychee Squash Ala Cafe, Gampang Banget Buatnya Tinggal Cemplang-cemplung, Buka Puasa Dijamin Langsung Seger Lagi Setelah Minum ini!

Setelah 2 hari kegiatan MPKMB ini berlangsung dengan seru dan meriah membuat hilangnya ketakutan Nazwa akan pertemanan barunya dan mematahkan statement adanya senioritas dari para senior. Keseruan kegiatan itu membuat Nazwa sangat bersemangat untuk masuk kuliah dengan teman-teman barunya nanti. Adanya jeda 5 hari dari kegiatan MPKMB berlangsung membuat Nazwa ingin belajar lebih dalam terkait hal kemandirian menjadi anak kosan. Ia sangat senang belajar mencuci, menyetrika, dan menjaga kebersihan kamarnya karena menurut ia melakukan pekerjaan rumah sangat seru serta dapat membuat tubuhnya menjadi lebih sehat.

Kuliah pertama pun dimulai dengan penuh semangat dalam dirinya untuk mencari ilmu dan bertemu dengan teman barunya. Nazwa pun berkenalan dengan teman kelasnya yang sangat ramah dan welcome kepadanya. Dosennya pun sangat baik dan menginspirasi kepada para mahasiswa baru untuk menggapai masa depannya serta keseruan metode pembelajaran yang diterapkannya. Selesai kuliah Nazwa dan para teman kelasnya pun main bersama untuk mengenal lebih dalam lagi antar satu sama lain. Adanya keseruan ini membuat pola pikir Nazwa berubah bahwa ia bisa dan berhasil beradaptasi dengan lingkungan barunya serta mengurangi rasa kerinduannya kepada kedua orang tuanya. Nazwa percaya menjadi mahasiswa rantau sekaligus anak kos tidak selamanya berat walaupun banyak tantangan yang harus dialaminya diantaranya mudah merasa sepi, jauh dari keluarga, adaptasi budaya baru, melatih mental, serta kemandirian. Tantangan seperti itu pasti pernah dirasakan oleh setiap mahasiswa rantau sekaligus anak kosan tetapi balik lagi bagaimana suatu tantangan itu bisa dihadapi dan dilewati dengan sikap yang pantang menyerah dan berani dalam mengambil keputusan dalam setiap langkahnya. Sebesar apapun masalahnya tergantung kita melewati nya bersama siapa karena peran teman dalam perkuliahan sangat berperan besar. Tanpa adanya teman atau orang terdekat mungkin akan membuat kehidupan sebagai mahasiswa rantau menjadi berat karena tidak adanya teman cerita, teman bertukar pikiran, serta dukungan terdekat.

Baca Juga: Dukung Kemajuan UMK Kelompok Wanita Tani Sumber Hasil, Srikandi PLN UP2B Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta Resmikan Outlet Produksi

Tidak hanya Nazwa saja yang merasakan, tetapi ada orang lain juga yang pernah merasakan hal serupa terkait perjalanan menjadi mahasiswa rantau yaitu Niken Huges. Sebelumnya Nazwa dan Niken tidak pernah bertemu mereka tidak sengaja bertemu saat di kampus. Niken merupakan salah satu mahasiswa Prodi Analisis Kimia yang dimana dirinya dengan Nazwa  memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjadi mahasiswa rantau. Menurutnya menjadi mahasiswa rantau ada proses suka dukanya tergantung bagaimana kita bisa melewatinya dan menjadikan proses itu sebagai pembelajaran kedepannya. Selain itu Niken pernah sesekali merasa jenuh dan berat dalam perkuliahannya tetapi ia bisa melewati fase tersebut karena adanya pertemanan dan dukungan dari orang terdekat sangat membantu dalam dunia perkuliahan. Menurutnya juga dalam dunia perkuliahan perlu sekali untuk mengeksplor diri serta mencari relasi sebesar-besarnya karena itu merupakan aset penting dalam membantu karir kita kedepannya. Kemudian kembali lagi kepada tekad untuk meraih mimpi dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi salah satunya dengan kuliah. Semangat serta konsistensi yang tinggi harus diterapkan dalam mengejar mimpi.

Refleksi perjalanan menjadi mahasiswa rantau sangat berharga dalam hidup Nazwa. Banyaknya rintangan serta tantangan menjadi sebuah proses pendewasaan dalam hidupnya. Berpindah ke tempat baru dengan lingkungan baru serta adanya kebiasaan yang baru membuat ia belajar mencari arti hidup di kota orang. Sebuah perjalanan kehidupan merubah pandangan terhadap berbagai banyaknya perspektif tetapi bagaimana kita mengubah perspektif itu menjadi sebuah pembelajaran yang akan diterapkan kedepannya. (***)

Tags

Terkini