nasional

Inovatif! Guru SD di Kabupaten Banjarnegara Kenalkan Metaverse Global Academy Level Dunia

Rabu, 10 Juli 2024 | 13:58 WIB
Imam Upayanto saat menujukkan MGA. (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM-Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin maju, metaverse telah menjadi sorotan sebagai inovasi terbaru yang menggabungkan dunia maya dengan dunia nyata.

Imam Upayanto, seorang guru SD di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, telah memperkenalkan Metaverse Global Academy (MGA), sebuah inisiatif pendidikan yang revolusioner dan bertujuan untuk membawa teknologi metaverse ke dalam dunia pendidikan.

Metaverse sendiri menggabungkan teknologi seperti VR (Virtual Reality), AR (Augmented Reality), Blockchain, AI (Artificial Intelligence), dan Jaringan internet 5G untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam.

Baca Juga: Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa : Hindari Stigma, Tingkatkan Kesadaran

Era ini jika sudah terwujud juga dikenal dengan web 3.0 dan saat ini tengah memasuki era persiapan. Salah satu contoh, segala aspek kehidupan manusia sudah berkaitan erat dengan dunia maya atau internet, dari belanja, hiburan, pendidikan dan lainnya.


Hal ini yang membuat Imam Upayanto, seorang guru SD di Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di daerah Wanayasa untuk mendirikan Metaverse Global Academy bersama produser Bimo Maxim.


Selain menjadi guru, Imam juga seorang advertiser yang berfokus di facebook ads. Profesi di bidang metaverse ini, sebutnya, baru difokuskan pada malam hari dan pagi hari sebelum berangkat sekolah jika ada prioritas.


“Alhamdulillah. Saya sudah memulainya kurang lebih 6 tahun yang lalu. Saat itu, tahun 2017 ketika studi S2 dengan membuat beberapa konsep metaverse untuk tesis dan beberapa sudah bisa saya buat sendiri saat ini,” ujar Imam Upayanto.


Perjalanan pnemuannya tidaklah mudah, Imam Upayanto tidak dapat meneruskan pendidikan sutdi S2 nya dikarenakan keterbatasan biaya, sehingga dia mengembangkan pengetahuannya dengan membuat mengembangkan konsep-konsep metaverse yang akhirnya menjadi landasan bagi pendirian MGA.

Baca Juga: Yasonna Laoly Tanda Tangan Traktat Internasional tentang Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional, Ini Manfaatnya


“Namun, pemicunya awal ketertarikannya adalah karena di tahun tersebut pertama kalinya saya mengenal teknologi blokchain seperi Bitcoin, dimana hal ini mengantarkan saya pada konsep metaverse di masa depan,” jelas Imam Upayanto.


Setelah melihat bagaimana teknologi metaverse dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, disaat itulah Imam Upayanto ingin membawa teknologi tersebut agar mampu digunakan oleh siswa di masa depan.


Dia ingin membangun sebuah metaverse untuk pendidikan yang dapat diakses oleh semua orang, dimana nantinya memberikan berbagai kemudahan dan solusi atas beberapa keterbatasan pendidikan saat ini.


“Selain itu, sebagai warga negara Indonesia saya ingin memberikan persembahan untuk bangsa ini dan harapannya bangsa kita dapat menjadi yang terdepan sebagai pengembang metaverse khususnya di bidang pendidikan, tidak lagi hanya menjadi konsumen ataupun pengikut negara lain,” papar Imam Upayanto.

Baca Juga: Langganan Para Mahasiswa, Ini Kafe di Jogja yang Luas dan Nyaman Buat Ngopi dan Nugas dengan View Sawah

Halaman:

Tags

Terkini