RADARDEPOK.COM - Pada pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada hari Minggu 20 Oktober 2024 terlihat bahwa Prabowo-Gibran menggunakan busana adat Betawi yaitu Ujung Serong.
Pelantikan ini menampilkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti tahun 2024-2029 di Sidang Paripurna MPR RI, Jakarta.
Ini dihadiri oleh 732 anggota MPR RI, para tokoh nasional, pimpinan partai politik dan perwakilan negara sahabat.
Yang menjadi sorotan mengenai pakaian yang digunakan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yaitu menggunakan pakaian adat Betawi.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik Menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024-2029
Bukan hanya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saja yang menggunakannya, ternyata Presiden ke-7 Joko Widodo dan Wakil Presiden ke-13 Maruf Amin pun terlihat menggunakan pakaian adat Betawi juga.
Hal ini membuat bertaya-tanya, apakah menggunakan adat Betawi memiliki makna tersendiri.
Diketahui, menurut Pengamat Mode dari Indonesia Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria, menggunakan pakaian adat ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah dalam proses pengucapan sumpah Presiden dan Wakil Presiden.
Lisa Fitria juga mengatakan pada media ANTARA, Minggu 20 Oktober 2024 bahwa,
“Semua kayak sudah bersepakat gitu ya untuk memakai baju adat Betawi, baik dari Bapak Prabowo, kemudian Mas Gibran, dan juka Pak Jokowi gitu ya. Semua memakai adat Betawi. Mungkin ya satu, ingin merawat nusantara," kata Lisa kepada media.
Lisa juga berpendapat bahwa, menggunakan pakaian adat Betawi yaitu Ujung Serong dapat menjadi simbol untuk merepresentasikan budaya dari DKI Jakarta, yang juga sebagai tempat terlaksananya pelantikan Prabowo-Gibran.
Walaupun tidak menggunakan jas formal, pakaian adat Betawi juga dinilai memiliki kesan yang hampir serupa dengan jas formal yang biasa digunakan dalam acara kenegaraan karena memiliki sisi yang berwibawa dan elegan serta keunikan sendiri lewat sentuhan budaya lokal.
Lisa juga berpendapat bahwa, penggunaan baju adat Ujung Serong ini dinilai mempresentasikan nilai perjuangan membangun bangsa pada zaman dulu yang hanya digunakan oleh pejabat atau demang.