RADARDEPOK.COM–Proses pertumbuhan tulang sendiri tergantung dari berbagai faktor, baik dari eksternal maupun internal. Internal disini dari sisi pertumbuhan, sel-sel, genetik, hormon, apabila memiliki semua hal ini maka pertumbuhan akan lancar. Hal tersebut disampaikan dr. Aditya Dharma, Sp.OT saat diwawancarai Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.
Menurutnya, dari pertama lahir mulai 0 bulan sampai usia remaja akan mengalami pertumbuhan secara terus menerus sampai usia 30 tahun akan berhenti tumbuh dan selanjutnya akan mengalami regenerasi. Berbeda dengan faktor eksternal yakni dari sisi makanan, gaya hidup, posisi tubuh, jangan sampai mempengaruhi proses pertumbuhan.
“Karena ada posisi tubuh yang salah bisa mengakibatkan terjadinya kegagalan proses pertumbuhan tulang. Misalnya sering kali anak kecil posisinya kaki ditekuk berbentuk huruf W bisa membahayakan dalam sisi pertumbuhan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan dari sisi internal hormon, genetik, sedangkan dari sisi eksternalnya bisa dibantu dari sisi gaya hidup, pola tingkah laku anak, asupan makanan yang banyak mengandung vitamin D, sinar matahari, mengandung kalsium seperti pisang, susu yang mempengaruhi pertumbuhan tulang,”terang Lelaki yang disapa dengan nama Adit ini.
Baca Juga: Realisasikan Keluhan Warga, Plh Walikota Depok, Chandra Rahmansyah Setop Pengoperasian Incinerator
Ditambahkan lagi, Dokter yang berpraktek di RS Lira Medika ini mengungkapkan jika kaki O dan kaki X penyebabnya bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal bahkan bisa jadi dikarenakan faktor genetik dimana tidak bisa dilakukan apapun karena pengaruh dari pertumbuhan tulang dari tubuh bayi atau anak. Sedangkan apabila penyebabnya dari faktor eksternal bisa saja dikarenakan bayi atau anak mengalami infeksi. Akibat infeksi inilah yang bisa mengakibatkan kaki menjadi O atau kaki X. Ada juga penyakit rakitis yakni penyakit kurangnya asupan vitamin D yang bisa menyebabkan kaki berbentuk kaki X atau kaki O. Selain itu penyebab lainnya dikarenakan sendi-sendinya mengalami proses peradangan bisa juga menyebabkan menjadi kaki X dan kaki O.
“Sehingga tidak perlu dikuatirkan, apabila bayi atau anak berusia dibawah 1,5 tahun mengalami kaki O merupakan hal yang wajar. Tetapi apabila sudah berusia 4 hingga 6 tahun hal ini yang perlu dikuatirkan. Sedangkan untuk anak pada usia dibawah 4 tahun merupakan hal yang wajar, tetapi apabila sudah diatas 6 tahun mengalami kaki X apalagi mengalami perubahan panjang kaki kanan atau kaki kiri inilah hal yang perlu dikuatirkan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pertumbuhan kaki anak ataupun bayi,”jelasnya lagi.
Baca Juga: Rombongan 'Kades Ganteng' Saba Budaya ke Suku Baduy
Apakah dibedong juga merupakan salah satu penyebab faktor eksternal kaki O atau kaki X? Lelaki yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Tulang ini menuturkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak menyarankan bayi untuk dibedong. Dikarenakan bedong merupakan sebuah tradisi yang turun menurun. Padahal dengan tidak dibedong pun kaki anak akan lurus sendiri, bahkan apabila dibedong justru posisi kaki akan dipaksa untuk ekstensi sehingga bisa mengakibatkan kebiasaan yang tidak baik yang menyebabkan perubahan menjadi kaki X.
“IDAI tidak menyarankan untuk melakukan pembedongan karena dikhawatirkan terjadi hal yang tidak dinginkan. Berbeda apabila fungsi dari bedong ini hanya untuk menghangatkan badan bayi, tetapi jangan terlalu kencang saat pengikatannya,”ungkapnya.
Disisi lain, Dokter yang praktek di salah Satu Rumah Sakit didaerah Karawang ini mengatakan selain faktor resiko seperti peradangan, infeksi, genetik, salah satu resiko lain untuk tulang adalah obesitas. Obesitas bisa menyebabkan kaki O ataupun kaki X. Hal ini dikarenakan beban dari tulang mengakibatkan kaki menjadi lebih nyaman kaki disilang atau ditekuk yang mengakibatkan pertumbuhan kaki bayi menjadi kaki O dan kaki X.
Baca Juga: Alumni SMPN 3 Depok Gelar Funsos 2025, Begini Respon Plh Walikota Depok
“Obesitas menjadi salah satu faktor penting juga yang dapat mengakibatkan bayi mengalami gangguan pertumbuhan kaki menjadi kaki X atau kaki O. Perlu diperhatikan bagi para orangtua yang bayi atau anaknya mengalami obesitas dimana tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan berat badan sudah plus 2 bisa menyebabkan resiko terjadinya kaki X atau kaki O,”ujar Adit kepada Doodle.