RADARDEPOK.COM - Remaja adalah generasi masa depan yang sedang membentuk jati diri. Tapi di tengah masa transisi itu, banyak tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari tekanan akademik, pergaulan sosial, sampai masalah yang tidak terlihat seperti gangguan mental dan kurang gizi.
Sayangnya, isu gizi dan kesehatan mental remaja sering kali terpinggirkan. Padahal, dua hal ini punya peran besar dalam membentuk kualitas hidup mereka di masa depan. Jika tidak ditangani sejak dini, masalah ini bisa berkembang jadi beban sosial yang lebih besar.
Dari pandangan dan dikutip dari dermaluz.co.id melihat kondisi ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mendorong pendekatan berbasis bukti sebagai cara yang lebih tepat untuk menangani persoalan remaja. Artinya, setiap langkah kebijakan dan program yang dijalankan harus didasari data dan fakta di lapangan, bukan hanya asumsi.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Seluruh Biaya Rumah Sakit Kecelakaan Kerja Peserta BPU
Kenapa Data Jadi Kunci Penting
Menurut BRIN, pemahaman yang akurat soal kondisi remaja hanya bisa diperoleh lewat data yang benar dan lengkap. Selama ini, banyak program intervensi yang sudah berjalan tapi hasilnya belum maksimal karena tidak menyasar masalah yang sesungguhnya.
Misalnya, dalam isu gizi, banyak yang hanya melihat dari sisi berat badan atau tinggi badan. Padahal, kualitas asupan, kebiasaan makan, hingga akses ke makanan sehat juga jadi faktor penting. Tanpa data yang cukup dalam, kita hanya menebak dan berharap solusi yang kita berikan cocok.
Begitu juga dalam isu kesehatan mental. Remaja kadang terlihat baik baik saja secara fisik, tapi sedang menghadapi tekanan besar secara emosional. Dengan data yang akurat, pendekatan bisa lebih personal dan efektif. Ini akan sangat membantu dalam merancang program konseling, edukasi, hingga pendampingan yang sesuai kebutuhan mereka.
Baca Juga: Oknum Bobotoh Rusak Rumput Stadion GBLA, Dedi Mulyadi, Pidana atau Barak Militer Solusinya
Masalah Gizi Masih Jadi PR Serius
Meski Indonesia sudah berkembang pesat, persoalan gizi di kalangan remaja masih cukup serius. Ada remaja yang mengalami kelebihan berat badan, tapi ada juga yang kekurangan zat gizi penting. Pola makan yang tidak seimbang, kebiasaan melewatkan sarapan, atau konsumsi makanan instan yang berlebihan masih jadi persoalan umum.
BRIN menyampaikan bahwa pemetaan gizi remaja perlu dilakukan secara detail. Tidak hanya di kota besar, tapi juga sampai ke daerah pedesaan. Karena pola hidup, akses makanan, dan edukasi gizi bisa sangat berbeda antar wilayah. Tanpa pemahaman yang menyeluruh, intervensi gizi akan sulit menjangkau kelompok yang benar benar membutuhkan.
Kesehatan Mental Remaja Juga Perlu Diperhatikan
Selain gizi, tantangan besar lain yang dihadapi remaja adalah kesehatan mental. Tekanan dari sekolah, media sosial, dan ekspektasi orang tua kadang membuat mereka kewalahan. Namun, tidak semua remaja punya ruang aman untuk bercerita atau mengelola emosinya dengan baik.
Baca Juga: Jambore Honda CS1 Jabar Banten Bersatu ke-15 Digelar di Bandung