nasional

Bandingkan Pembangunan dengan Zaman Belanda, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi: Pembangunan Saat Ini Lemah dan Tidak Berkualitas

Jumat, 12 September 2025 | 13:50 WIB
Pidato Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pada Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti kelemahan pembangunan di Indonesia yang dinilainya hanya berorientasi pada target proyek tanpa memperhatikan kualitas dan filosofi perencanaan.

Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi, Rabu (10/9/2025).

Menurut Dedi, salah satu penyebab utama rendahnya kualitas pembangunan saat ini adalah mentalitas mengejar kuantitas.

Baca Juga: Panen Raya Sera Agribisnis Kelurahan Baktijaya Depok untuk Cegah Stunting, Begini Kata Cing Ikah

Banyak proyek dikerjakan terburu-buru hanya demi mengejar target, tanpa ada kajian mendalam terhadap perencanaan, kekuatan struktur, maupun dampak lingkungannya.

Kelemahan pembangunan kita saat ini adalah karena hanya mengejar target proyek semata, bukan mendalami isi dan kualitas perencanaan. Akibatnya, hasil pembangunan tidak berkualitas. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita kalah oleh keserampangan kita sendiri,” tegas Dedi.

Dedi mencontohkan kokohnya Istana Cipanas yang hingga kini masih berdiri kuat. Menurutnya, bangunan peninggalan Belanda tersebut dibangun dengan perhitungan matang, bukan asal-asalan.

Baca Juga: Selami Kabupaten Bogor Perkokoh Peran TP PKK : Resmikan Gedung PKK di Megamendung, Perkuat Kebutuhan Hak Dasar Masyarakat

Bangunan Belanda dibuat seakan menancapkan akar ke tanah, sehingga bisa bertahan ratusan tahun. Mereka membangunnya dengan latar belakang sejarah, filosofi, dan perhitungan yang kuat. Mereka bahkan memperhitungkan tekanan udara, panas matahari, hingga sudut pandang dari mana bangunan itu akan dilihat,” ujarnya.

Ia juga menyinggung masa kejayaan Cianjur dan Sukabumi sebagai daerah penghasil kopi terbaik.

Pada masa itu, hasil penjualan kopi, teh, kina, dan karet mampu membuat Belanda membiayai berbagai pembangunan besar.

Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad SAW di SMPN 29 Khidmad : Ajak Siswa Teladani Rosul, Ajarkan Bersedekah, hingga Resmikan Panggung Sekolah

Mulai dari Batavia, pangkalan udara, armada laut, jaringan kereta api, hingga gedung-gedung ikonik seperti Gedung Sate, Gedung Pos, Gedung Telkom, dan Bank Indonesia yang masih berdiri megah hingga kini di Bandung.

Pertanyaannya, mengapa Belanda bisa membangun sebesar itu hanya dari hasil penjualan teh, kopi, kina, dan karet, sementara kita justru tidak bisa maju meski menjual komoditas yang sama? Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi kita,” kata Dedi.***

Tags

Terkini