nasional

Dedi Mulyadi Soroti Problem Pendidikan di Jawa Barat: Terjebak Akademik, Minim Karya Nyata

Rabu, 17 September 2025 | 18:50 WIB
Hadir Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam acara PKKMB di Unpas, Bandung (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti persoalan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Menurutnya, perguruan tinggi saat ini lebih berfokus pada pencapaian akademik formal, namun kurang mendorong lahirnya karya nyata yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya saat menghadiri Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pasundan, Bandung, yang juga diunggah ke kanal Lembur Pakuan Channel.

Baca Juga: Pesantren Al-Hamidiyah Sambut Kedatangan Syekh Utusan Al-Azhar: Jembatan Hubungan Keilmuan antara Indonesia dan Mesir

Dedi menilai, sistem pendidikan masih terlalu menekankan pada bentuk skripsi, tesis, atau disertasi sebagai syarat kelulusan. Padahal, menurutnya, seorang sarjana seharusnya dinilai dari produk nyata yang dihasilkan.

Problem Indonesia, problem Jawa Barat adalah perguruan tingginya lebih mengejar bagaimana melahirkan banyak sarjana dibanding karya nyata. Ke depan, skripsi, disertasi, tesis itu sebaiknya tidak bentuk karya tulis akademik saja, tetapi seorang sarjana harus punya produk apa,” ujar Dedi.

Ia juga menyoroti banyaknya orang kreatif yang justru terjerat masalah hukum karena produk yang mereka ciptakan tidak memenuhi prosedur formal.

Baca Juga: Komisi IV Desak Disdik Kabupaten Bogor Prioritaskan Perbaikan Sekolah Rusak

Misalnya, seorang petani menemukan pupuk yang bisa memakmurkan desanya, tetapi berakhir di penjara karena pupuk tersebut tidak memiliki sertifikasi resmi.

Lebih jauh, Dedi menjelaskan bahwa demokrasi seharusnya bukan hanya sebatas ruang orasi atau media sosial. Demokrasi juga perlu hadir dalam bentuk kebebasan berkreasi dan berproduksi tanpa terlalu banyak hambatan administratif.

Forum demokratis juga harus diarahkan pada setiap orang. Boleh berkarya, boleh berimajinasi, boleh membuat produk-produk tanpa ribet dengan berbagai persyaratan. Itulah demokrasi,” tegasnya.

Baca Juga: Peringati HUT ke 80, PMI Bogor Tebar Kebaikan

Dedi juga memberikan peringatan kepada mahasiswa baru bahwa tantangan sesungguhnya ada setelah mereka lulus kuliah.

Banyak sarjana yang akhirnya merasakan penderitaan karena sulit mendapatkan pekerjaan, lantaran sejak awal pola pikir mereka hanya diarahkan untuk mencari kerja, bukan menciptakan lapangan kerja.

Halaman:

Tags

Terkini