RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyinggung perilaku sebagian pejabat yang kerap memamerkan gaya hidup mewah di media sosial.
Hal ini ia sampaikan dalam sambutan pada acara Peluncuran Program Penguatan Ekonomi Perumahan Murah dan Sosialisasi Kredit Usaha Rumah (KUR) yang digelar di Gedung Sabuga ITB, Kota Bandung, pada Kamis, 18 September 2025.
Dalam pidatonya, Dedi menilai bahwa kebiasaan pejabat memperlihatkan gaya hidup yang berlebihan justru bisa berdampak buruk bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Baca Juga: Bitcoin Terjebak di US$115. 000, Namun Aktivitas On-Chain Tidak Akan Lama
Menurutnya, fenomena sosial yang sering terjadi saat ini adalah “kajenting tekor asal shohor” atau rela berhutang demi terlihat mewah dan dianggap sukses.
“Problem masyarakat kita hari ini, khususnya di Jawa Barat, adalah kelas menengah bawah ingin bergaya seperti tetangganya yang agak atas. Apa yang terjadi? Pinjam. Untuk itu, tidak boleg para pejabat memposting sesuatu yang tidak terjangkau oleh rakyatnya. Enggak boleh,” tegas Dedi.
Ia mencontohkan perilaku pejabat yang mengunggah kegiatan pribadi, seperti berbelanja di luar negeri atau makan bersama keluarga di restoran mewah.
Baca Juga: Cara Mengelola Risiko Trading Futures Menggunakan Leverage 25x
Menurutnya, meskipun menggunakan uang pribadi, tindakan tersebut bisa memicu obsesi masyarakat untuk meniru hal yang sebenarnya berada di luar kemampuan ekonominya.
“Misalnya, cerita lagi belanja di Singapura, itu tidak boleh. Atau makan keluarga di rumah makan ini, itu menimbulkan obsesi membuat mereke ingin seperti apa yang dalam video,” lanjutnya.
Melalui pernyataan ini, Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya pejabat menjadi teladan dalam kesederhanaan.
Ia mengingatkan bahwa jabatan publik menuntut kepekaan terhadap kondisi masyarakat, bukan sekadar memenuhi kepuasan pribadi.***