RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, hadir dalam acara Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan KONAS PABI VII dan P2B2 PABI XXII pada Jumat, 19 September 2025.
Dalam sambutannya, ia menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan pola hidup sehat, serta memaparkan rencananya untuk memperkuat perlindungan kesehatan bagi warga Jawa Barat.
Dedi menilai, banyak penyakit yang diderita masyarakat sebenarnya muncul akibat pola hidup yang tidak sehat.
Mulai dari konsumsi makanan tanpa memperhatikan gizi, kebiasaan hidup yang berantakan, hingga rendahnya kesadaran untuk menjaga kesehatan.
“Masyarakat kita ini secara umum tidak sayang pada dirinya sendiri. Penyakit itu diciptakan oleh dirinya sendiri. Makanannya tidak pernah dipilih, pola hidup berantakan. Kalau bayar iuran BPJS Rp50.000 dibilang mahal, tapi jajan anak Rp30.000 per hari dianggap tidak mahal. Setelah sembuh, iuran BPJS tidak dibayar lagi, nanti sakit baru diisi lagi,” jelas Dedi.
Menurutnya, pola pikir seperti itu menjadi salah satu penyebab mengapa banyak masyarakat mengalami kesulitan ketika jatuh sakit.
Dedi juga mengungkap keluhan yang sering ia terima langsung dari masyarakat. Setiap hari, sekitar 30 orang datang ke rumahnya untuk menyampaikan kesulitan mereka dalam mengakses layanan kesehatan.
Beberapa masalah utama yang ditemui antara lain:
- Biaya hidup selama perawatan di rumah sakit, bukan sekadar biaya pengobatan. Banyak warga yang kehilangan penghasilan sehingga anak-anak mereka tidak bisa sekolah.
- Jarak fasilitas kesehatan yang jauh, misalnya pasien kemoterapi dari Karawang yang harus ke RS Hasan Sadikin Bandung dengan biaya transportasi sekitar Rp1 juta sekali jalan.
- Iuran BPJS yang menunggak, membuat warga kesulitan ketika mendadak membutuhkan layanan medis.
Baca Juga: Ratusan Bikers Meriahkan HUT ke-14 CBR Club Indonesia (CCI) Sukabumi