RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan pesan penting dalam acara Musyawarah Provinsi (Musprov) Kadin Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi menekankan bahwa Kamar Dagang dan Industri (Kadin) harus benar-benar berperan sebagai wadah dunia usaha, bukan sekadar organisasi yang hadir ketika momentum politik berlangsung.
Dedi mengingatkan, peran utama Kadin Jabar adalah mendorong investasi dan efisiensi di sektor perdagangan serta industri, bukan menjadi tempat keributan atau kepentingan politik sesaat.
Baca Juga: Camilan yang Terbuat dari Telur Ini, Enak, Gurih dan Garing, Intip Cara Buatnya!
“Ingat, Kadin ini adalah kamar dagang dan industri. Bukan kamar dagang kerusuhan, bukan kamar dagang keributan. Kadin harus berpikir bagaimana investasi di Jawa Barat, bagaimana efisiensi dilakukan,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan langkah efisiensi yang sudah dilakukan Pemprov Jabar, termasuk penghapusan fasilitas suguhan makanan dan snack bagi tamu di kantor gubernur.
Menurut Dedi, penghematan anggaran ini bukan berarti mengurangi pelayanan, melainkan mengalihkan dana untuk pembangunan yang lebih bermanfaat, seperti jalan, irigasi, dan sekolah.
“Kalau bertamu ke kantor gubernur, hanya ada air mineral. Kenapa? Karena uangnya harus dipakai untuk menggerakkan ekonomi dan membangun infrastruktur. Itu baru efisiensi,” tambahnya.
Baca Juga: Sukses! Halal Indo 2025 Cetak Rekor Transaksi Rp7,7 Miliar dengan BRI sebagai Banking Partner
Lebih lanjut, Dedi menekankan pentingnya pemerintahan dan pengusaha yang visioner agar Jawa Barat dan Indonesia tidak hanya menjadi negara penyetor bagi investasi asing.
Ia menyinggung bagaimana negara lain, seperti Tiongkok, sudah berinvestasi besar-besaran di kereta cepat, pelabuhan, hingga bandara.
“Pertanyaannya, mau sampai kapan kita hanya jadi negara penyetor? Kita harus berubah. Pemimpinnya harus visioner, para pengusahanya juga harus visioner,” ucap Dedi.
Dalam pidatonya, Dedi juga menyoroti peran Kadin yang dianggap masih kalah dibandingkan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia).
Baca Juga: BRI Perkuat Inklusi Keuangan Lewat 1 Juta AgenBRILink, Catat Transaksi Rp1.145,22 Triliun