RADARDEPOK.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat penyaluran bantuan logistik bagi warga terdampak banjir besar di Kabupaten Aceh Timur.
Upaya ini dilakukan melalui perjalanan darat bersama Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, dan tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, serta Dinas Kesehatan.
Rombongan bertolak menuju dua wilayah yang hingga kini masih sulit dijangkau, yaitu Gampong Arul Pinang di Kecamatan Peunaron dan Dusun Karang Kuda di Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Selasa (2/12).
Perjalanan menuju Gampong Arul Pinang penuh tantangan berat. Saat rombongan melewati Jalan Pereulak, Gampong Peunaron Lama, terdapat tiga titik longsor tebing yang letaknya berdekatan.
Baca Juga: 22 Penerbangan Bergerak Membawa Bantuan Menuju Wilayah Terdampak yang Masih Terisolir
Material longsor menutup badan jalan dan merusak struktur jalan di beberapa titik. Dua longsoran dapat dibersihkan menggunakan alat berat, namun satu longsoran berukuran besar menyebabkan kerusakan serius hingga kendaraan tak dapat melintas.
Rombongan terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 20 meter melalui jalur yang tertimbun lumpur tebal.
Kondisi jalan menuju Arul Pinang juga menunjukkan dampak banjir yang sangat parah. Jalan bergelombang, amblas, dan dipenuhi lumpur.
Baca Juga: Depok Diguncang Gempa! Berkekuatan Magnitudo 3,3
Beberapa rumah warga terlihat tertutup endapan lumpur hingga setinggi tiga meter. Hingga kini, desa tersebut masih belum mendapatkan pasokan listrik dan jaringan internet.
Keterbatasan air bersih dan bahan makanan semakin mempersulit warga. Kebutuhan obat-obatan, perlengkapan bayi, serta keperluan perempuan menjadi hal yang mendesak untuk segera dipenuhi.
Kondisi tak jauh berbeda terjadi di Dusun Karang Kuda, Kecamatan Serbajadi. Akses menuju wilayah tersebut terputus hampir satu pekan akibat banjir besar. Sebanyak 75 rumah warga dilaporkan hancur.
Meski tidak ada korban jiwa, warga mengalami tekanan psikologis karena kembali waswas setiap kali hujan turun. Selama menanti bantuan masuk, warga mendirikan tempat pengungsian mandiri menggunakan terpal seadanya.
Baca Juga: Pencarian Masih Berlanjut, Korban Bencana Sumatera Bertambah Capai 836 Meninggal Dunia