“Ini sudah sesuai dengan skenario koalisi besar ya, yang dulu diskemakan oleh Jokowi ketika pertemuan di DPP PAN,” jelas Ujang.
Ia lantas menyoroti simbol-simbol politik yang menguatkan analisisnya. Salah satunya, terlalu kebetulan jika PAN dan Golkar mengumumkan dukungan untuk Prabowo di hari dan lokasi yang sama.
Untuk itu, ia menganalisis jika ini merupakan bagian dari dukungan Jokowi untuk Prabowo. “Itu kemungkinan ada arahan, kalau tidak ada arahan, pasti harinya berbeda, tempatnya berbeda gitu loh,” jelas Ujang.
Lebih lanjut Ujang menyebut, bergabungnya Golkar serta PAN dapat menjadi kekuatan besar yang signifikan bagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana berpendapat, tambahan dukungan menjadi kekuatan bagi Prabowo. Namun di sisi lain, juga menambah tantangan dalam pemilihan cawapres.
Sebelumnya, praktis hanya PKB yang ngotot mengusulkan nama cawapres, yakni Muhaimin Iskandar. Namun, seperti diketahui, baik PAN maupun Golkar sudah memiliki kandidat masing-masing.
Yakni Erick Thohir yang diusulkan PAN, serta Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil yang disodorkan Golkar. "Tentu tidak mudah diputuskan dalam koalisi," pungkasnya. (far/lum/oni)