Bencana Melanda Depok! Siswanto Ajak Eksekutif Lakukan Pemetaan Kota Secara Transparan

Baca Juga: BNPB Percepat Pemulihan Akses Jalan Terputus, Jalan Raya Padang - Bukit Tinggi

Perumahan Permata Depok, salah satu lokasi langganan banjir, kembali terendam dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Siswanto menyoroti bahwa masalah di sini bukanlah hal baru, melainkan krisis yang diabaikan.

“Ini bukan banjir biasa. Perumahan Permata Depok dari dulu memang punya masalah klasik, tapi hingga hari ini belum ada penyelesaian fundamental. Keluhan warga sama, saluran air terputus, sedimentasi tebal, dan banyak gorong-gorong tidak tersambung,” ungkapnya.

Di saat bersamaan, laporan mengerikan datang dari Kampung Sawah, Kali Mulya, Cilodong, di mana turap di sisi jalan ambrol. Kerusakan fatal ini menghilangkan kendali aliran air, menyebabkan luapan langsung ke permukiman warga dan menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi longsor susulan.

Baca Juga: Lapas Cibinong Gelar Sidang TPP : Langkah Penguatan Reintegrasi Sosial Warga Binaan

“Begitu turap runtuh, jalur air langsung hilang kendali. Ini bukan sekadar genangan, tapi ancaman keselamatan warga. Hal seperti ini seharusnya bisa dicegah jika ada pemeliharaan rutin dan audit infrastruktur,” ujar Siswanto geram.

Siswanto mengajak momentum krisis ini adalah kesempatan emas untuk memulai revolusi penataan lingkungan. Depok harus bertransformasi menjadi kota yang lebih tahan iklim dan ramah lingkungan, membuktikan bahwa politik hijau bukanlah sekadar retorika.

“Kalau Depok ingin menjadi kota yang aman, hijau, dan layak huni, maka tobat ekologinya harus nyata. Bukan sebatas wacana, tapi diwujudkan dalam kebijakan, anggaran, dan kerja lapangan yang terukur. Ini saatnya Depok melakukan lompatan besar demi masa depan generasi berikutnya,” pungkasnya.***