RADARDEPOK.COM - DPRD Kota Depok meminta penundaan pelaksanaan program makanan stunting di Kota Depok.
Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Ikravany Hilman menuturkan, penundaan ini perlu dilakukan untuk memastikan implementasi program yang efektif dan tepat sasaran.
Baca Juga: 5 Kafe Hits di Depok: Nikmati Santai dan Kelezatan di Tempat Ini!
"Program ini tidak hanya sekadar pembagian makanan, melainkan juga sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang gizi di kalangan masyarakat Kota Depok," ujar Ikravany Hilman kepada Radar Depok, Jumat (17/11).
Ikravany Hilman menyoroti pentingnya menyertakan edukasi dan informasi dalam program ini, serta persiapan untuk melakukan sosialisasi atau bimbingan teknis (bimtek).
Baca Juga: Buruh di Depok Minta Kenaikan UMK 15 Persen, Pemkot Surati Kemenaker
"Supaya para kader yang terlibat dalam pembagian makanan dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kandungan gizi yang ada dalam setiap jenis makanan," ungkap Ikravany Hilman.
Ikrvany Hilman menjelaskan,tanpa penjelasan dan edukasi yang memadai, masyarakat dapat salah menginterpretasikan program tersebut.
Baca Juga: Jangan Asal Pilih! ini Daftar Makanan yang harus ada di Menu Stunting Menurut Kemenkes
"Ini kan cuma dibagi saja, tanpa dijelaskan. Jadi tak masalah menunya nugget, tempe tapi bisa menjelaskan bahwa didalamnya ada ayam dan keju yang menjadi sumber gizi untuk keperluan mencegah stunting," jelas Ikravany Hilman.
Ikravany Hilman mengusulkan, agar program ini ditunda sementara hingga persiapan, termasuk edukasi dan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik.
Baca Juga: KPU dan TikTok MoU, Perkuat Partisipasi Masyarakat Terutama Pemilih Pemula
Dengan demikian, beber Ikravany Hilman, penundaan program ini dianggap sebagai langkah yang tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga memastikan kesuksesan program fokus pada distribusi nutrisi dan pemahaman gizi yang benar di kalangan masyarakat.
"Terpenting program ini sukses, bukan berapa banyak masyarakat yang di dikasih makan, tapi berapa banyak nutrisi yang tersebar," tandas Ikravany Hilman. ***
Jurnalis : Irfan