RADARDEPOK.COM - Pemerhati perempuan dan anak asal Depok, Novi Anggriani, merasa prihatin dengan kondisi Kota Depok, terlebih aksi tawuran yang tak kunjung hilang.
Terbaru, ia menyoroti laporan tawuran remaja yang terjadi di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok, Jumat (31/10).
"Itu yang paling baru semalam, bahkan sampai ada korban luka dan harus dilarikan ke rumah sakit," kata Novi, Sabtu (1/11).
Kata Novi, masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, sehingga mereka akan secara aktif mencari jati diri melalui berbagai perubahan fisik, psikis, sosial, dan kognitif.
“Masa pencarian ini sering kali memicu krisis identitas, karena mereka mencoba hal-hal baru untuk mengetahui minat, nilai, dan tujuannya," tutur Novi.
"Jika tidak diawasi dan diarahkan, mereka yang berada di lingkungan negatif, pasti akan terpapar, misalnya tawuran, narkoba, bahkan seks bebas," jelas Novi.
Sebab itu, lanjut Novi, pada periode ini, selain orang tua dan keluarga di rumah, pemerintah juga harus membuat kebijakan yang serius.
"Ya bukan buat kebijakan dan diterapkan di minggu pertama aja ya, tapi harus benar-benar serius dijalankan," tegas Novi Anggriani.
Baca Juga: Perang Kian Panas, Novi Anggriani Beberkan Dampak Negatif bagi Anak
Founder NADI Center ini mengambil contoh pembatasan jam malam bagi pelajar, ia menilai kebijakan ini berjalan efektif.
"Namun, ini juga perlu keseriusan dan berjalan kontinu ya, kalau cuma seminggu aja jalannya, ya seminggu itu saja pelajar tidak akan keluyuran di malam hari," terang Novi.
Lebih lanjut Novi mengatakan, yang paling utama pun tetap pada pengawasan orang tua dan keluarga, karena itu adalah pondasi utama dalam membentuk karakter remaja. ***
JURNALIS : RISKY DWI LESTARI