RADARDEPOK.COM - Pidato perdana Prabowo Subianto sebagai Presiden disampaikan dengan berapi-api. Pada pidato politik yang berlangsung hampir satu jam tersebut, Prabowo menyentil berbagai persoalan laten. Mulai dari praktik korupsi, Kolusi dan nepotisme di lingkungan pejabat, hingga para pengusaha nakal.
Prabowo mengawali pidatonya dengan komitmen untuk berbakti pada negara sesuai sumpah yang diucapkan. Dia berjanji bekerja dengan mengutamakan kepentingan rakyat dibanding kepentingan golongan. "Apalagi kepentingan pribadi kami," kata dia.
Mantan Danjen Kopassus itu menerangkan, tantangan Indonesia ke depan tidak akan mudah. Bukan hanya karena situasi eksternal yang dinamis, melainkan juga banyaknya persoalan dari sisi dalam negeri. Terbukti, meski Indonesia diberi kekayaan alam yang melimpah, kemiskinan masih banyak ditemui di masyarakat.
Karena itu, dia mengingatkan semua elite agar bekerja untuk kepentingan rakyat. Wong cilik, kata Prabowo, punya peran krusial dalam sejarah nasional. "Janganlah kita lupa, waktu perang kemerdekaan, kita tidak punya anggaran, APBN, pasukan kita tidak digaji. Siapa yang memberi makan kita? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, para nelayan, para pekerja," kata Prabowo penuh penghayatan.
Dia meminta elite untuk berani mengoreksi diri sendiri. Sebab, faktanya masih terlalu banyak kebocoran akibat korupsi yang membahayakan masa depan. Kebocoran itu, kata Prabowo, disebabkan oleh penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik dan pejabat pemerintah dengan pengusaha-pengusaha nakal dan tidak patriotik.
Para elite juga diminta untuk tidak terlalu senang melihat angka-angka statistik. Sebab, fakta di lapangan tidak mencerminkan perbaikan. Ekonomi Indonesia, misalnya, masuk dalam G20 dan masuk 16 terbesar di dunia. Tapi, penderitaan masih dialami banyak orang.
Baca Juga: Personil Damkar Depok Meninggal Selepas Padamkan Api di Pasar Cisalak, Begini Kronologi Lengkapnya!
"Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar, apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi," ungkapnya berapi-api.
Selain melakukan refleksi, dalam pidato perdananya Prabowo juga mencanangkan sejumlah agenda strategis. Pertama, mencapai swasembada pangan, air, dan energi. Dalam situasi ketegangan global yang meningkat, kemampuan untuk memenuhi pangan dan energi menjadi kunci. Dengan bekal sumber daya alam yang melimpah, Prabowo optimistis pencanangan itu bisa dicapai.
Untuk energy, misalnya, Indonesia punya sawit yang bisa menggantikan bahan bakar. Kemudian di sektor pangan, ada banyak komoditas selain padi yang bisa ditanam.
Baca Juga: Heboh! Satu Rumah Potong dan Dua Kios di Pasar Cisalak Depok Hangus
Agenda strategis lainnya adalah memastikan subsidi tepat sasaran. Prabowo mengaku akan meneliti, bahkan melakukan perubahan, untuk memastikan subsidi harus diterima langsung keluarga yang membutuhkan. "Dengan teknologi digital, kita akan mampu," tuturnya.
Selanjutnya, Prabowo juga kembali menyatakan visinya melakukan hilirisasi terhadap semua komoditas. Kenaikan nilai tambah diyakini akan meningkatkan ekonomi yang berdampak langsung pada rakyat.
Di bidang demokrasi, Prabowo menginginkan agar demokrasi Indonesia lebih beradab dan sesuai budaya bangsa. "Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki, bertarung tanpa membenci, bertanding tanpa berbuat curang," ungkapnya.
Artikel Terkait
Syaikhu Optimistis Berkat Dukungan Imam-Ririn Asih Bisa Raih 80 Persen Suara di Depok
Imam-Ririn dan Supian-Chandra Akan Jalani 3 Kali Debat, KPU Depok Belum Tentukan Stasiun TV, Tema dan Panelis
Tiga Lagu Ciptaan Imam Budi Hartono Bius Interaksi Depok, Penyanyi Raffa: Lagunya Enak dan Pak Imam Nggak Kaku
PDI-P Disebut Belok Saat Paripurna AKD, PKB Pertanyakan Kesolidan Koalisi Perubahan Depok Maju
Pengumuman! Nikah di KUA Gratis di Luar Bayar Rp600.000, 70 Persen Warga Depok Nikah saat Libur
Jemput Takdir Kemenangan! Calon Walikota Depok Nomor 1 Imam Budi Hartono Minta Doa dan Restu ke Habib Abu Bakar
Sebelah Bocor Alus! PAC PKB Pancoranmas Belok Dukung Imam-Ririn di Pilkada Depok