RADARDEPOK.COM – Karut marut pelaksanaan wisuda mahasiswa Universitas Indonesia (UI) semester genap tahun akademik 2024/2025, 11–13 September 2025, di Balairung UI, Kota Depok, tengah menjadi sorotan publik.
Mulai dari mahalnya biaya wisuda yang mencapai Rp1,1 juta per mahasiswa, konsumsi hingga kacaunya sistem pada pelaksanan wisuda yang diprotes beberapa wisudawan UI.
Bagaimana tidak, dengan pembayaran rata-rata Rp1,1 juta per mahasiswa, tentu uang yang dikumpulkan sangat besar. Bayangkan, dengan jumlah lulusan sebanyak 9.817 oarang pada 2024/2025 atau jika dikalkulasikan mencapai Rp 10,798.700.000, tentu tak merepresentasikan keamanan dan kenyamanan bagi para wisudawan.
Beberapa protes ini hingga viral di beberapa media sosial dan beberapa kolom komentar di postingan Instagram resmi Universitas Indonesia.
Salah satunya viral di media sosial @Medankinian, dalam video tersebut beberapa wisudawan UI mereview makanan ringat yang diberikan saat pelaksanaan wisuda UI 2024/2025.
Baca Juga: 7.137 Pegawai Pemkot Terdata PPPK Paruh Waktu, Ini Rinciannya
“Hallo guys kita mau mereviewmakanan ringan wisuda UI, bungkusnya tidak rekomendasi bair yang di luar dan isi makananya, ada yang udah kebuka juga, makanan dan minumanya juga termasuk yang murah, minimal nasi, karena lapar,” ujar dia di dalam video tersebut.
Dalam video tersebut juga para siswa tersebut juga melakukan review toga yang diberikan kampus UI bagi wisudawan.
“Bajunya lesuh, dasinya mengkerut, jatitanya brudul, ini yang dibayarkan kami dengan harga Rp1,1 juta,” tutur dia.
Sementara itu, Wisudawati S2 Fisip UI 2024/2025, Dian Rousta Febryanti mengaku, telah membayar uang wisuda sebesar Rp1,4 juta dan ditambah dengan donasi untuk dana abadi kampus, yang diberikan sukarela.
“Untuk donasi sukarela nominalnya, untuk biaya wajib wisudanya kami membayar Rp1,4 juta, sebenernya lebih murah dari kampus swasta, tapi hasilnya kurang dari apa yang diharapkan,” kata dia.
Menurut Dian Rousta Febryanti, yang tak diharapkanya adalah seperti tahun ini sistem atas layoutnya diubah dari tahun sebelumnya. Alhasil, biasanya, wisudawan diberi tempat duduk dibawah (di depan podium). Sedangkan mahasiswa baru ada di tribun atas dan orang tua duduk d bagian sayap sampai ke tenda luar
“Kabarnya demi menghargai ortu, kursi depan podium untuk ortu wisudawan dan wisudawan doktor. Tapi, itu pun tidak cukup. Tetap ada yang di luar. Sedangkan wisudawan yang pakai kebaya. Ga diperhatikan soal safety harus naik ke tribun atas,” ujar dia.
Dian Rousta Febryanti mengatakan, mahasiswa baru juga tidak hadir sehingga agenda penyambutan maba juga berasa kurang, seperti sebelumnya.
“Sebelumnya, wisudawan masuk dari bawah dan disorak sorai oleh maba di tribun jadi berasa meriahnya. Soal jadwal juga aneh. Dibagi per fakultas. Sehingga wisudawan sarjana dan pasca jadi satu. Kalau dulu. Waktu dibedakan berdasarkan jenjang bukan apa, secara usia kan berbeda antara wisudawan pasca dan sarjana,” tutur dia.
Artikel Terkait
Bertanggung Jawab Jalankan Program Presiden Prabowo, Gerry Wahyu Riyanto Libatkan 500 Gen Z di Koperasi Merah Putih Kota Depok
Tekan Inflasi, Polres Metro Depok Gelar Gerakan Pangan Murah Serentak di Seluruh Polsek Jajaran : Ini Jenis Sembako yang Dijual
Meriahkan Hari Pelanggan Nasional! Tirta Asasta Depok Gelar Asasta Fun Run 2025
Pasca Atap Ambruk, 252 Siswa SMKN 1 Cileungsi Bogor Belajar di Tenda dan Masjid : Satu Korban Masih Dirawat di RSUD Ciawi
Duh! Lagi Pimpin Wisuda, Rektor UI Diteriaki Zionis : Begini Kronologinya
Asasta Fun Run 2025 Dibanjiri 2.000 Peserta, Walikota Depok Supian Suri : Sinergi BUMD dengan Masyarakat, Sudah Layani 114 Ribu Sambungan
7.137 Pegawai Pemkot Terdata PPPK Paruh Waktu, Ini Rinciannya