Minggu, 21 Desember 2025

Unindra Kembangkan LMS Digital, Fasilitasi Belajar Daring atau Luring

- Senin, 13 Oktober 2025 | 08:30 WIB
Seminar Sehari Bulan Bahasa dan Sastra 2025 yang digelar Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) di Graha Unindra, Sawangan, Depok, Sabtu (11/10).  (Dok Unindra)
Seminar Sehari Bulan Bahasa dan Sastra 2025 yang digelar Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) di Graha Unindra, Sawangan, Depok, Sabtu (11/10). (Dok Unindra)

RADARDEPOK.COM – Perkembangan teknologi digital telah mengubah wajah dunia pendidikan, termasuk proses pembelajaran di perguruan tinggi. Namun di sisi lain, maraknya penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa dan pelajar berdampak pada menurunnya kemampuan berbahasa Indonesia secara baku. Sementara itu, kebiasaan menggunakan kecerdasan buatan (AI) juga dinilai berpotensi mengurangi kemampuan menulis yang orisinal dan reflektif.

Isu tersebut mengemuka dalam Seminar Sehari Bulan Bahasa dan Sastra 2025 yang digelar Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) di Graha Unindra, Sawangan, Depok, Sabtu (11/10). Seminar tersebut mengusung tema “Optimalisasi Pembelajaran Bahasa dan Pemanfaatan Media Digital di Perguruan Tinggi” dan menghadirkan sejumlah narasumber nasional dari berbagai bidang.

Rektor Unindra, Prof Sumaryoto menekankan, para dosen perlu meningkatkan kompetensinya serta menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan teknologi digital.

“Unindra telah mengantisipasi perubahan ini dengan mengembangkan Learning Management System (LMS) berbasis digital. Sistem ini memfasilitasi proses belajar mengajar secara daring maupun luring,” ujar Prof Sumaryoto.

Baca Juga: Pasukan Gabungan Sidak Blok Hunian Warga Binaan Rutan Depok, Ini Hasilnya

Anggota Dewan Pers yang juga widyaiswara, Niken Widiastuti menyoroti, dampak era digital terhadap kemampuan literasi. Dia menyebutkan adanya perubahan mendasar dalam cara membaca, menulis, dan memahami teks.

“Para dosen dan guru harus dapat mengantisipasi perubahan ini dengan menyesuaikan metode pembelajaran. Mereka perlu menganalisis hubungan kompleks antara media digital dan efektivitas pembelajaran bahasa di perguruan tinggi,” katanya.

Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo mengatakan, kehadiran AI generatif membawa paradoks tersendiri dalam dunia pendidikan. “AI memang menawarkan efisiensi, tetapi semakin cepat kita menulis, semakin sedikit kita berpikir. Bahasa yang dihasilkan AI hanyalah penggabungan pola, bukan hasil dari pergulatan intelektual,” ujarnya.

Agus mengingatkan, bahasa yang dihasilkan AI hanyalah penggabungan pola, bukan ekspresi batin atau pengalaman intelektual penulis. Pentingnya literasi digital di kalangan dosen agar mampu membedakan karya orisinal mahasiswa dari hasil buatan mesin.

“Tampak sempurna dari luar, tetapi minim pergulatan kreatif,” tegasnya

Dosen pascasarjana Unindra sekaligus Ketua Senat Universitas Pancasila, Prof Mashadi menyarankan, agar pembelajaran bahasa tak lagi terpaku pada metode konvensional. Ia mendorong integrasi platform digital seperti YouTube dan TikTok sebagai media belajar.

“Mahasiswa bisa diberi tugas membuat konten edukatif di platform digital sebagai bagian dari pembelajaran,” katanya.

Baca Juga: Kejari Depok Sidak SPPG di Pancoranmas, Ini Hasilnya

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Maryanto dari turut mengingatkan pentingnya menjaga esensi berbahasa di tengah banjir teknologi.

Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Alumni Unindra, Ambar Tri Hapsari menyatakan, kegiatan ini menjadi momentum refleksi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X