Minggu, 21 Desember 2025

Ibu-ibu Kejari Depok Kunjungi Batik Tradjumas : Dalami Produksi Pembuatannya

- Sabtu, 15 November 2025 | 08:00 WIB
Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Daerah Depok, praktik memproduksi batik di Galeri Batik Tradjumas, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jumat (14/11).  (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Daerah Depok, praktik memproduksi batik di Galeri Batik Tradjumas, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jumat (14/11). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM - Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Daerah Depok, melakukan kunjungan ke rumah produksi Batik Tradjumas yang terletak di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jumat (14/11).

Pada kunjungan kali ini, para peserta yang merupakan istri pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok, atau pegawai perempuan Kejari Depok, berkesempatan untuk mengetahui lebih dalam tentang produksi batik.

Semua hal yang berkaitan dengan produksi batik dikupas tuntas di Galeri Batik Tradjumas, yang bermula dari kain kosong hingga menjadi mahakarya yang dibuat secara manual, dengan berbagai motif khas Kota Depok.

Baca Juga: Kantor Imigrasi Depok Beri Layanan Cek Kesehatan Gratis untuk Masyarakat

"Hari ini Galeri Batik Tradjumas kedatangan tamu dari ibu-ibu pegawai Kejari Depok di bidang sosial budaya," ungkap Pendiri Batik Tradjumas, Suharno kepada Radar Depok, Jumat (14/11).

Sesuai dengan bidangnya, Suharno mengatakan, para peserta yang hadir ke Galeri Batik Tradjumas tersebut, menggali potensi berbagai budaya yang ada di Kota Depok, salah satunya adalah batik.

"Di sini mereka belajar membatik. Mulai dari pengenalan bahan, alat, kemudian praktik membatik mulai dari kain putih atau katun, kemudian dibentuk pola atau motifnya menggunakan pensil," jelas Suharno.

"Kemudian nanti dicanting (Mengoleskan cairan lilin panas), dan ada juga praktik ngecapnya juga. Jadi ada yang praktik dengan canting tulis dan ada juga praktik dengan canting cap," timpalnya lagi.

Untuk pewarnaannya, sambung Suharno, dengan cara dicolet atau diwarnai secara manual menggunakan kuas dan dicelup. Proses akhirnya kemudian direbus hingga akhirnya menjadi hasil karya batik.

"Mereka semua memulai prosesnya dari nol atau dari kain kosong. Nah, disinilah mereka bakal tahu perbedaan batik asli yang dibuat secara manual, dan batik yang tidak asli atau di-printing (Dicetak)," jelas Suharno.

Baca Juga: 243 PPPK 2021 Disorot Kinerjanya : Siap Diperpanjang Setelah 31 Maret 2026

Batik yang dibuat para peserta merupakan motif batik khas Kota Depok, beber Suharno. Mulai dari motif Gong Si Bolong, Ikan Hias, Belimbing, Tugu Batu dan motif Gedung Tua. Semua motif batik tersebut punya kearifan lokal di wilayah yang berbeda-beda.

"Antusias dari ibu-ibu Adhyaksa Dharmakarini ini luar biasa. Karena mereka baru mengenal ternyata batik tradisional itu seperti ini. Batik asli seperti ini," kata Suharno.

"Saya berharap, Pemerintah Kota Depok mengadakan pelatihan-pelatihan seperti ini, karena ini merupakan bagian dari kebanggaan dan kecintaan terhadap batik khas Kota Depok," tandas Suharno. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X