Karena manusia telah diciptakan dari dua unsur yang saling melengkapi yaitu unsur jasmani dan rohani. Jasmani sebagai alat untuk mengindera alam sekitarnya guna memfasilitasi jalan didupnya.
Sedangkan rohani dijadikan radar untuk menyetir arah perjalanan hidup yang menyampaikan pada terminal terakhir, yaitu kehidupan akhirat (surga).
Maka Allah SWT mengajarkan kepada orang yang beriman agar menggunakan radar (hatinya) sepanjang masa. Sehingga ketika melakukan kesalahan, ia segera sadar bahwa perbuatannya itu salah.
Dan ketika salah lalu segera istighfar (minta ampun kepada Allah SWT) Dengan istighfar itulah, maka ia terbimbing ke3 arah yang lebih baik. Yaitu jalan menuju taubat.
Dengan bertaubat berarti ia kembali kepada jalan yang benar. Dan tidak berlanjut berbuat salah atau tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.
Maka dengan bertaubat itulah seseorang yang beriman akan selalu berjalan di atas rel yang benar.
Karena taubat yang benar pasti diikuti dengan perbuatan memperbaiki diri. Allah SWT berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” Q.S.Ali Imran : 135.
Semoga kita para pembaca ini selalu memperoleh isnpirasi dari tulisan singkat ini yang bisa mengantarkan kesadaran kita dalam menapaki jalan hidup yang baik dan diridlai oleh Allah SWT.
Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbii alaa dienika.” Wahai Zat Yang Maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu.” ***