Senin, 22 Desember 2025

BEM UI Sebut Biaya Pendidikan Mahal, Siap Demo Besar-besaran

- Selasa, 27 Juni 2023 | 07:35 WIB
PENOLAKAN: Aksi  penolakan BEM UI bersama mahasiswa UI lintas Fakultas yang menuntut penurunan biaya pendidikan di depan Lapangan Rotunda UI Kota Depok. (BAGAS KARA/RADAR DEPOK)
PENOLAKAN: Aksi  penolakan BEM UI bersama mahasiswa UI lintas Fakultas yang menuntut penurunan biaya pendidikan di depan Lapangan Rotunda UI Kota Depok. (BAGAS KARA/RADAR DEPOK)

Untuk sosial dan humaniora (Soshum) awalnya dipatok dari Rp5 juta menjadi sekitar Rp17,5 juta. Sedangkan vokasi, sains dan teknologi (Saintek) yang awalnya  Rp7,5 juta berubah menjadi Rp20 juta.

INSERT : Ketua BEM UI Melki Sedek Huang bersama BEM Fakultas menunjukan tentang biaya mahal pendidikan UI.
INSERT : Ketua BEM UI Melki Sedek Huang bersama BEM Fakultas menunjukan tentang biaya mahal pendidikan UI.

Baca Juga: Bareskrim Bakal Garap Panji Gumilang, Warga Krukut Depok Bilang Begini

Menurut Melki, jika rektor bisa menerbitkan SK dengan mudah, maka tak akan sulit baginya untuk membatalkan. "Tergantung kemauan, political will-nya," ujar dia.

Dalam aksi  ini, para peserta aksi sengaja menggunakan seragam siswa SMA sebagai bentuk simbolis kepada anak SMA yang baru lulus, tidak takut mendaftar ke UI.

"Kami menyuarakan suara adik-adik SMA yang sampai sekarang takut untuk masuk UI, karena biaya pendidikan yang luar biasa mahal," kata dia.

Baca Juga: Tempat Laundry di Depok Kemalingan, Pemilik Rugi Rp3 Juta

Kedepannya, BEM UI akan terus melakukan aksi penolakan hingga pihak kampus dapat mengabulkan tuntutan yang selama ini diajukan mahasiswa.

Kolaborasi juga akan dilakukan bersama  BEM fakultas yang ada di UI. "Kita akan selalu adakan penolakan," ujar dia.

Menimpali hal ini, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik KIP Universitas Indonesia UI, Amelita Lusia mengatakan, UI membuka ruang dialog bagi semua mahasiswa terkait dengan penetapan UKT.

Baca Juga: Panji Gumilang Beli Rumah di Krukut Depok Sejak 2002, Ini yang Dilakukan Saat Bertetangga

Menurut dia, ada pokja khusus yang melakukan verifikasi kembali untuk mengecek data mahasiswa.

Data tentang kondisi ekonomi mahasiswa itu diperoleh dari mahasiswa ketika melakukan pengisian data sebelum penetapan UKT. Dari proses verifikasi, ada kasus UKT mahasiswa berubah menjadi nol alias gratis. 

"Kami melakukan pengecekan ke lapangan ada mahasiswa yang UKT-nya menjadi nol karena latar belakang ekonominya yang kurang, ayahnya hanya sopir ojek online," ujarnya Amelita, belum lama ini. 

Baca Juga: Panji Gumilang Dilaporkan ke Bareskrim

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X