utama

Kakek di Tapos Depok Diduga Remas Buah Zakar Bocah Hingga Meninggal, DP3AP2KB Lakukan Ini

Jumat, 29 September 2023 | 07:45 WIB
ANTARKAN : Keluarga dan kerabat MDF (12) saat mengantarkan korban dugaan pelecehan asusila itu ke dalam ambulan di depan rumahnya, Kampung Sindangkarsa, RT 1/8, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kamis (28/9). (GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK)

"Informasi sementara, tenaga lapangan kami menadapatkan informasi seperti itu (pelecehan seksual). Yang kita lakukan pendampingan terhadap keluarga korban dalam melaporkan ke Polsek kita dampingi, ke Polres soal kekerasan kita dampingi, dan otopsi di RS Polri Kramat Jati kita dampingi juga," papar Nessi Annisa Handari.

Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono Salut Dengan Kerja Cepat BPN Kota Depok

Menurut Nessi Annisa Handari, DP3AP2KB Kota Depok terus berkomitmen dalam memberikan terhadap anak yang mengalami kekerasan secara seksual maupun lainnya.

"Jadi waktu laporan itu kan tenaga lapangan kita itu juga banyak perempuan dan mereka malam-malam juga melakukan pendampingan ke Polres maupun ke Polsek, itu sebagai wujud komitmen kami dalam memberikan perlindungan terhadap anak," jelas Nessi Annisa Handari.

Lebih dalam, beber Nessi Annisa Handari, DP3AP2KB Kota Depok mencatatkan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Depok, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pilkada Depok Dimajukan ke September 2024, KPU Kota Depok Siap 

Nessi Annisa Handari menyebut, sebanyak 138 kasus kekerasan terhadap anak dan 119 kekerasan terhadap perempuan dilaporkan masyarakat ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di Tahun 2022.

Tahun 2021, angka kekerasan terhadap anak sebesar 107 kasus. Sementara, kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 99 kasus. "Untuk tahun 2022 itu ada sebanyak 138 kasus. Tahun sebelumnya 2021 ada 107 kasus," tutur Nessi Annisa Handari.

Nessi Annisa Handari mengungkapkan, sejumlah faktor memicu terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan. Diantaranya faktor, ekonomi, lemahnya penerapan nilai-nilai agama, ketahanan keluarga, dan dampak negatif sosial media (Sosmed).

Baca Juga: Akhir Tahun Depok Mulai Buang Sampah ke Nambo, Siapkan Rp19 Miliar

Namun, Nessi Annisa Handari memastikan, seluruh kasus kekerasan terhadap anak yang diketahui lewat pelaporan hotline maupun yang didapatkan di lapangan akan ditangani secara serius. Termasuk keluarga maupun orang-orang yang terdampak, yang berada di sekitar korban.

"Semua kasus kami tangani dengan serius. Tidak hanya korban, keluarga yang terdampak secara psikologis juga kami bantu dan kita tangani. Secara komprehensif semua yang terdampak dari kasus yang terjadi, semua kita tangani dengan serius," tandas Nessi Annisa Handari.***

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB