Rumah-rumah penduduk Dapur Tiga sebagiannya berada di atas laut. Tiang-tiangnya kebanyakan terbuat dari beton.
Antara rumah satu dengan lainnya dihubungkan oleh jembatan. Juga terbuat dari beton. Termasuk ke rumah nelayan rajungan itu.
Baca Juga: Tiga Bulan di Depok Terjadi 97 Kebakaran, Paling Banyak di Bulan Ini
Kesulitan mendapat informasi tentang tempat relokasi penduduk Rempang, maka hanya ada dua pilihan tokoh di Kampung Dapur Tiga: ketua rukun tetangga (RT) dan ketua rukun warga (RW).
Metodologi mengumpulkan fakta atau informasi jurnalistik dalam perkara seperti Rempang ini memang mestinya dari bawah. Dari warga, secara acak.
Saya lalu bertemu Ketua RW Dapur Tiga Bapak Marzani, setelah mengetahui bahwa ketua RT di situ sedang berada di kebun. Lelaki berkulit putih itu pun berbicara apa adanya.
Baca Juga: Besok Masa Jabatan Berakhir, Komisioner Baru KPU Depok Belum Ada
“Iya benar tempat relokasinya di Dapur Tiga. Tetapi sejak tiga hari lalu tidak ada lagi kegiatan di lokasi itu,” katanya.
Saya datang ke kawasan bakal tempat relokasi lebih dari seribu penduduk Pulau Rempang itu. Berada di lereng-lereng bukit. Kontur tanahnya memang tidak rata. Masih hutan. Belum ada akses jalan yang memadai ke situ.
Tetapi bila ditata sebagai perkampungan modern, kawasan itu kemungkinan akan menjadi bagus.
Baca Juga: Dua Bus Study Tour SMPN 3 Depok Tabrakan di Tol Cipali, Begini Nasib Siswanya Kata Kadisdik
Saya memperkirakan membutuhkan waktu paling kurang satu tahun untuk membangun kawasan itu menjadi perkampungan penduduk yang layak. Karena tidak cukup meratakan lereng-lereng itu.
Tidak cukup membabat dan membuldoser hutan-hutan itu. Tidak cukup membuat akses jalan yang memadai ke kawasan itu.
Membangun perkampungan manusia tidak sekadar ada rumah. Lingkungan yang sehat sungguh diperlukan. Karena itu perlu membangun sistem lingkungan yang sehat itu. Apalagi hutan-hutan pelestari lingkungan di situ mau dibabat dan dibuldoser.
Baca Juga: Depok Logistik Property Serap Tenaga Kerja Sesuai Aturan