"Ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali," terang Pratama Persada
Soal ini, Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU, Betty Epsilon Idroos mengaku, masih berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN.
“Kami minta bantuan dari satgas siber, sekarang yang bekerja BSSN,” beber Betty Epsilon Idroos.
Baca Juga: Kejari Depok Sumbang Hasil Jual Barang Bukti ke Negara, Segini Besarannya
Ketua Divisi Teknis KPU RI, Idham Kholik mengatakan, saat ini Divisi Data dan Informasi KPU RI bersama Gugus Tugas Keamanan Siber Sistem Informasi KPU RI sedang melakukan pengecekan atau digital foot print analysis terhadap sistem informasi KPU yang memuat data pemilih.
"Personalia dalam gugus tugas ini terdiri dari perwakilan dari lembaga-lembaga yang otoritatif menjaga keamanan siber di Indonesia," terang Idham Kholik.
Menurut Idham Kholik, pada waktu ramai hacker Bjorka, situs KPU juga diisukan terretas. Tetapi faktanya tidak. Data yang dipublikasikan Bjorka, bukan file data pemilih Pemilu 2019 ataupun 2024.
Baca Juga: Ulang Tahun Polres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady : Jenderal Hoegeng Imam Santoso Adalah Panutan
"Semua sistem informasi yang dikelola oleh KPU telah tersertifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia," ungkap Idham Kholik. ***