RADARDEPOK.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi menggelar evaluasi pelaksanaan debat perdana pemilihan presiden (Pilpres) bersama perwakilan ketiga paslon.
Salah satu hal yang disoroti adalah desain vanue panggung dan keriuhan penonton yang dinilai mengganggu jalannya debat.
Dalam debat perdana, panggung menggunakan sistem town hall. Dalam konsep tersebut, semua paslon ada di tengah dan dikelilingi para undangan dan penonton.
Baca Juga: Intan Fauzi Kawal Anggaran untuk Masyarakat di Depok, Ini Alasan Kongkretnya!
Komisioner KPU RI August Mellaz, secara desain konsep tersebut menarik. Sebab paslon dekat dengan audience. Namun di sisi lain, ada sejumlah kendala teknis.
"Meskipun menarik tapi ada keterbatasan juga dalam konteks broadcast, lighting segala macam," ujarnya di Kantor KPU RI tadi malam.
Untuk debat selanjutnya, lanjut dia, konsep vanue akan dipertimbangkan lebih lanjut. Selain itu, KPU juga mempertimbangkan adanya atribut lain di panggung seperti podium. Namun, itu baru sebatas usulan.
Baca Juga: Whoosh Tabrak Mobil, Empat Tewas Masih Dua Kritis
Hal lain yang menjadi sorotan adalah ketaatan pada tata tertib. Diakuinya, masih ditemukan insiden-insiden yang membuat acara kurang kondusif.
"Jadi nanti akan ada lebih memperkuat koordinasi antar KPU dengan tim paslon dalam rangka pendukung," imbuhnya.
Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah perilaku cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang kedapatan melakukan provokasi ke arah penonton untuk lebih bersemangat.
Baca Juga: ASN Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Liburan, Kalau Nekat Ini Kata MenpanRB
Mellaz mengatakan, peristiwa itu menjadi catatan yang disampaikan KPU kepada tim paslon nomor urut dua. "Teguran disampaikan ke tim paslon," terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara Anies - Muhaimin Surya Tjandra mengatakan, salah satu catatan pihaknya adalah akses bagi kelompok disabilitas. Dari keluhan yang diterima, banyak kelompok disabilitas yang tidak memahami isi debat.
KPU memang menyediakan peraga bahasa isyarat. Namun dari keluhan yang masuk, jenis bahasa isyarat yang digunakan sudah tidak update. "Banyak isyaratnya itu udah ketinggalan, jadi sudah tidak dipakai oleh tuli yang sekarang," ujarnya.