Dengan kembalinya Kawal Pemilu, bukan berarti tinggal mengaktifkan sistem yang digunakan lima tahun lalu. Bahkan, sebenarnya Kawal Pemilu 2024 ini hampir seperti membangun ulang.
Dalam kesempatan itu, Elina mengajak semua orang yang merasa ingin mengawal suaranya untuk menggunakan kawalpemilu.org. Hanya perlu handphone dan waktu antara 10 hingga 20 detik untuk memfoto C. Hasil, lalu meng-upload-nya. ”Ayo, semua bisa mengawal suaranya,” tutur dia.
Sementara itu, di balik Jaga Pemilu yang dideklarasikan 21 November 2023 lalu, terdapat beberapa tokoh yang menginisiasi gerakan tersebut. Di antaranya mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Wakil Koordinator BP ICW Luky Djani, dan Guru Besar Antropologi Hukum UI Prof Sulistyowati Irianto.
Baca Juga: Aliansi BEM Bersama MWA UI Serukan Pemilu Netral, Siap Kawal Pesta Demokrasi Hingga Tuntas
Juga ahli hukum tata negara Bivitri Susanti, pendiri Gusdurian Alissa Wahid, mantan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, dan pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo.
Sekretaris Komite Eksekutif Gerakan Jaga Pemilu Luky Djani menjelaskan, Jaga Pemilu lahir dari berbagai diskusi informal, forum-forum daring, atau pertemuan terbatas yang merasakan hal yang sama. ”Merasakan adanya gejala kemunduran demokrasi,” tuturnya.
Dari kampus, para mahasiswa juga tak berpangku tangan melihat indikasi kecurangan dalam pemilu kali ini.
Diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), para anak muda itu mendirikan wadah bagi masyarakat untuk bisa ikut serta mengawal jalannya Pemilu 2024 hari ini.
Oleh karena itu, BEM SI memberikan wadah konkret agar semua pihak, terutama para mahasiswa, ikut serta dalam menjaga jalannya pemilu supaya tak ada yang berlaku curang.
Masyarakat bisa mendaftar dan melaporkan temuan-temuannya melalui Garda Pengawal Pemilu BEM SI melalui tautan bit.ly/KawalPemiluBEMSI.
Baca Juga: Film Dirty Vote Dinilai Buka Tabir Penguasa, Sudah Nonton?
”Inisiasi ini jauh sebelum film Dirty Vote muncul. Namun, ketika ada film ini, jadi semakin memperkuat dugaan sebelumnya,” papar Koordinator Politik dan Demokrasi BEM SI Hanif Alfattah kemarin.***