RADARDEPOK.COM - Kasus dugaan penipuan besar kembali terjadi di Kota Depok. Kali ini, puluhan penyanyi dangdut atau biduan yang jadi korbannya. Tidak sedikit, mereka mengalami kerugian senilai miliaran rupiah.
Puluhan biduan di Kota Depok itu masuk dalam jeratan tipu muslihat pelaku yang menggunakan modus arisan untuk mengelabui korbannya dengan nominal yang berbeda beda.
Kuasa Hukum Korban, Rudi Samin mengungkapkan, sedikitnya terdapat 70 biduan yang didampinginya untuk membawa dugaan penipuan ke jalur hukum. Apalagi, total kerugian seluruh korban mencapai Rp3,5 miliar.
Baca Juga: Lomba Senam Piala Walikota Yamaha Gear 125 di Alun Alun Depok Semarak dan Hadiah Melimpah
Rudi Samin memastikan, tidak seluruh korban itu berprofesi sebagai penyanyi dangdut. Namun, kebanyakan dari mereka bekerja sebagai biduan. Seluruhnya, dimintai menyetor sejumlah uang, namun sayang pelaku tidak memenuhi janjinya.
"Uangnya masuk tapi tidak bisa dikembalikan, dan tidak menerima. Kurang lebih korbannya ini sebanyak 70 orang dengan nilai total semuanya Rp3,5 miliar," ungkap Rudi Samin kepada Radar Depok, Senin (22/7).
Rudi Samin menjelaskan, kerugian senilai Rp3,5 miliar itu merupakan akumulasi uang yang disetor korban terhadap terduga pelaku. Bahkan, uang yang disetor korban bervariasi, paling tinggi hingga ratusan juta.
Baca Juga: Ikuti Senam dan Jalan Santai Radar Depok: Peserta dan Pemenang Pulang Semringah
"Per orang ada yang Rp500 juta, ada yang Rp100 juta, ada yang Rp35 juta, ada yang Rp8 juta, ada yang Rp10 juta," tutur Rudi Samin.
Lebih lanjut, beber Rudi Samin, kasus dugaan penipuan berkedok arisan bodong yang merugikan puluhan biduan itu sudah terjadi sejak Januari 2024. Mulanya, korban percaya terhadap pelaku.
Namun, kata Rudi Samin, terduga pelaku mulai menunjukan gelagat mencurigakan yakni saat korban menyetorkan sejumlah uang, tetapi uang arisan yang dimaksud tak kunjung didapati.
"Terbongkarnya kasus ini karena janji janji yang diucapkan pelaku tidak ditepati. Seharusnya pada saat dia memberikan kemudian terus dapat, nah ini tidak," beber Rudi Samin.
Lebih lanjut, ungkap Rudi Samin, rata rata biduan tersebut berasal dari masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Bahkan, sebagain uang yang disetorkan korban ke pelaku merupakan uang untuk biaya pendidikan, dan kesehatan.
"Di dalamnya ini ada uang anak yatim, ada uang buat orang yang mau melahirkan, ada yang keluarganya cacat. Saya di sini membantu, artinya sukarela. Saya hanya terpanggil untuk membela kepada teman-teman sesama pencinta musik," beber Rudi Samin.