Macet Hingga Jalur Alternatif
Pengalaman pahit terjebak macet di kawasan Puncak diungkapkan sejumlah warganet. Mereka bisa lolos dari kemacetan setelah mencari jalur alternatif. Seperti yang diungkapkan akun @muhamamadsolihin9.
Dia bercerita ikut terjebak macet saat pulang-pergi Puncak-Kota Bogor. Dia berangkat dari Kota Bogor jam 09.00 dan sampai di Bumi Aki Puncak sekitar pukul jam 12.00. Namun ketika pulang dia terjebak macet di dekat pintu masuk Taman Matahari.
Dia akhirnya memilih jalur alternatif. "Walaupun alternatifnya juga macet parah, tapi sampai Kota Bogor jam 6 sore," ungkapnya.
Akun lain, @oriflamemaliha indonesia menyebut dirinya berangkat dari Cibodas hendak ke Jakarta. Dia mesti menempuh perjalanan 10 jam, mulai pukul 12.00 siang sampai pukul 22.00 malam untuk bisa keluar dari kemacetan. "Sempat kejebak macet berjam-jam pas di Cimacan, akhirnya cari jalur alternatif," sebutnya.
Dia rela melewati jalur alternatif yang berbukit dan curam demi keluar dari kemacetan. "Walau jalannnya gelap, banyak jurang berbukit, tidak ada rumah yang bisa membantu penerangan jalan," ungkapnya. Sementara itu, akun @fazriajjh02 memilih untuk keluar saat malam hari melewati jalan alternatif. Ia pun mampu menembus kemacetan dari Cisarua ke Simpang Gadog.
Meski kondisi Puncak mengalami macet total sejak Minggu (15/9), namun ternyata masih ada saja pelancong yang tetap ke Puncak, kemarin. Salah satunya Leo (40). Pelancong asal Jakarta itu mengaku bersama empat kerabatnya ingin pergi berlibur ke Mini Mania yang berada di daerah Puncak Bogor.
“Mumpung libur anak-anak, jadi ada momennya. Kkeluarga juga lagi pada ngumpul,” ucap Leo, Senin (16/9).
Namun hingga pukul 10.21 WIB, Leo bersama keluarga masih tertahan sebab terjebak sistem satu arah di Simpang Gadog. “Saya sudah tunggu dari jam 7 pagi tadi,” imbuhnya.
Baca Juga: Kyai Cholil Nafis Silaturahmi ke Rumah Imam Budi Hartono, Kode Keras Dukung di Pilkada Depok
Meski begitu, Leo mengaku tetap rela macet macetan demi bisa berlibur ke Puncak. Dia pun harus rela menyewa jasa ojek untuk dipakai anaknya menerobos kemacetan Puncak.***