Misalnya, taman, gedung, dan fasilitas publik lain. Lokasi koin bisa ditemukan melalui petunjuk di aplikasi Jagat.
Ada tiga jenis koin yang disediakan. Koin tersebut dapat ditukar menjadi uang. Perinciannya, koin perunggu dihargai Rp 300 ribu–Rp 1 juta, koin perak Rp 10 juta, dan koin emas Rp 100 juta.
Menanggapi polemik di masyarakat, perwakilan Jagat di Indonesia memberikan sejumlah klarifikasi lewat akun Instagram (IG) resmi mereka. Di antaranya, pengelola memastikan tidak ada koin jagat di kompleks GBK. Mereka juga mengajak pemburu koin untuk menjaga kebersihan, khusus di fasilitas umum.
Baca Juga: Sidang Praperadilan Anggota DPRD RK Ditunda! Polres Metro Depok Mohon Doa Menang
Aplikasi Jagat juga memberikan panduan mengenai lokasi penyembunyian koin. Yakni, koin tidak tertanam di dalam tanah atau tanaman. Kedua, koin tidak diletakkan di tempat berbahaya seperti air atau area terlarang.
Ketiga, koin tidak disembunyikan di balik batu bata atau tempat lain yang perlu dipaksa untuk dibuka. Keempat, koin tidak berada di area yang tak diizinkan untuk dimasuki. Terakhir, mencari koin harus dengan cara yang sopan dan tidak merusak lingkungan atau mengganggu warga/penjual di sekitar.
Pada bagian lain, aplikasi Jagat ditengarai belum memiliki izin operasi di Indonesia. Dugaan itu disampaikan pakar informatika Roy Suryo. ”Pengguna disarankan untuk berhati-hati dan mengikuti perkembangan terbaru terkait legalitas aplikasi ini,” katanya kemarin (14/1).
Baca Juga: Korban Kebakaran Los Angeles Terus Bertambah, Kemenlu Beri Asistensi Empat WNI Terdampak
Apalagi, aplikasi ini berpotensi merugikan pengguna. Data pengguna yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan bisnis.
”Kemudian, bahayanya akan melakukan pengumpulan dan analisis data. Mengumpulkan data pengguna yang dapat digunakan untuk riset pasar atau dijual kepada pihak ketiga. Karena itu, waspadalah,” jelasnya.
Roy Suryo menjelaskan, aplikasi Jagat didirikan Barry Beagen dan Loy Xing Zhe. Barry Beagen adalah arsitek asal Indonesia lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Cornell University. Barry menjabat sebagai presiden perusahaan. Sementara itu, Loy Xing Zhe menjabat sebagai CEO.
Baca Juga: Kluivert Janjikan Permainan Timnas Menyerang, Senang Bekerja di Negara yang Menggilai Sepak Bola
”Kalau kita mengingat kembali beberapa tahun silam, sebenarnya tren berburu objek virtual semacam ini sempat populer juga saat ada game Pokemon GO,” katanya.
Pokemon GO sangat populer karena disebut berhasil menggabungkan teknologi augmented reality (AR) dan GPS (global positioning satellite).
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid juga merespons soal koin jagat. Dia siap mengambil tindakan tegas jika permainan koin jagat terbukti melanggar ketentuan hukum di Indonesia.