utama

Parah! Buruh di Depok Cuma Dibayar Rp50 Ribu Per Minggu, Begini Kata Wamenaker Immanuel Ebenezer

Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:30 WIB
Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer, melakukan sidak ke PT Poly Jaya Medikal, di Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Selasa (19/8). (AGNESYA/RADAR DEPOK)

“Kami memahami kondisi perusahaan yang sedang tidak sehat secara finansial. Tapi ini soal hak dasar pekerja. Jadi kami tetap akan kawal sampai tuntas. Negara tidak boleh abai,” tegas Siswanto.

Salah satu pekerja Doni mengungkapkan, pembayaran dan keterlambatan gaji sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.

“Sejak bulan puasa, gaji kami dicicil setiap minggu. Yang kami tuntut cuma dua: bayarkan gaji kami dan beri kepastian apakah kami akan di-PHK atau tidak,” ujar Doni.
Doni mengatakan, ada dua poin tuntutan dari karyawan, yakni menuntut hak gaji dan kejelasan status para pekerja.

“Tuntutan kami dua poin saja, tidak ada menuntut-nuntut yang lain. Bayar hak kami, gaji kami, sisa gaji kami, kemudian tentukan nasib kami. Apakah di PHK atau tidak,” tandas Doni.

Sementara itu, General Manager PT Poly Jaya Medikal, Terza mengaku, selama tiga tahun terakhir memang perusahaan sudah mengalami kerugian, sehingga tidak mampu menggaji normal karyawannya.

"Secara bisnis, saat ini kami memang mengalami kerugian. Kami telah mencoba berbagai cara, termasuk mencari dukungan perbankan. Namun, ketika kondisi keuangan kami sudah mentok dan sisi bisnis belum cukup membaik, kami akhirnya harus melakukan penyesuaian, termasuk terhadap karyawan,” jelas Terza.

Terza mengatakan, opsi pembiayaan dari perbankan sudah tidak memungkinkan lagi untuk saat ini. Karena itu perusahaan memutuskan untuk menyelesaikan proyek-proyek yang masih berjalan untuk menlayani pesanan yang masih ada.

Baca Juga: Tegang! Musda KNPI Depok Hari Ini Dikawal 100 Polisi : Begini Keterangan Panitia

“Untuk bagian produksi yang saat ini belum menerima pesanan, terpaksa harus kami rumahkan sementara. Ini adalah opsi terbaik yang bisa kami ambil saat ini agar perusahaan tetap bisa bertahan," kata Terza.

Terza menjelaskan, sistem produksi perusahaan selama ini berbasis ready stock, sehingga saat ini terdapat cukup banyak stok barang yang masih belum terjual. Oleh karena itu, langkah strategis yang sedang diambil adalah memaksimalkan penjualan stok serta mempertimbangkan penjualan aset perusahaan sebagai solusinya.

“Kami sedang berupaya menjual aset-aset perusahaan sebagai salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Ini bukan keputusan mudah, tetapi kami akan terus berusaha agar perusahaan bisa membayar teman-teman,” tandas Terza. ***

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB