RADARDEPOK.COM - Kebakaran hebat melanda Gedung Terra Drone, di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12). Boleh dibilang menjadi sebuah tragedi di perusahaan yang bergerak sebagai penyedia layanan drone industri itu.
Tak main-main, 22 nyawa melayang pada perstiwa tersebut. Belakangan diketahui, dua diantara korban meninggal adalah warga Depok. Mereka yakni Siti Saadah Wahyuningsih (24), warga Pancoranmas dan Rayhansyah Pinago Sipahutar (24), yang bermukim di Perumahan Jatijajar, Tapos.
Kebakaran didahului oleh padamnya listrik mendadak yang disusul teriakan minta tolong dari dalam gedung. Sementara itu, penyebab api berasal dari baterai litium.
“Tiba-tiba lampu mati, lalu ramai orang teriak ‘tolong-tolong’,” tutur Ani (53), saksi mata di lokasi.
Tak lama kemudian, asap tebal terlihat mengepul dari dalam bangunan sebelum api membesar dan membuat warga panik. Peristiwa siang hari itu memicu kemacetan panjang karena warga berkerumun dan kendaraan pemadam serta ambulans memenuhi Jalan Letjen Suprapto.
Berdasarkan data Damkar Jakarta, kebakaran mulai diketahui pukul 12:40 WIB, dengan tim pertama tiba sepuluh menit kemudian. Sebanyak 28 unit mobil pemadam dan 101 personel dikerahkan untuk menjinakkan api, yang baru dinyatakan padam pada pukul 14.32 WIB.
"Masih dalam penyelidikan. Karena jenisnya baterai litium, di bawah, mungkin perlu evaluasi kembali," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Bayu Megantara.
Bayu mengatakan, api sudah dicoba dipadamkan oleh karyawan dengan menggunakan lima alat pemadam api ringan (APAR). Namun upaya tersebut tidak berhasil dan asap semakin tebal.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menelisik temuan awal penyebab terjadinya kebakaran.
"Pada saat ini pula, tim Labfor (Laboratorium Forensik) Polri sudah hadir dan sudah melaksanakan olah TKP untuk menemukan sebab-sebab terjadinya kebakaran," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro
Susatyo menjelaskan, penyebab sementara kebakaran diduga bersumber dari baterai drone. Meski begitu, dia mengatakan keterangan ini akan didalami lewat pemeriksaan tim labfor.
"Namun sebabnya terbakar, saat ini tim Labfor masih bekerja. Mohon waktunya agar tim Labfor bisa segera menangani dan mengetahui titik sumber api pertama dari kebakaran ini," ujarnya.
Wahyu Raharjo, sampai Rabu (10/12) sore, masih menunggu jasad putrinya, Siti Saadah (24), yang jadi korban meninggal tragedi kebakaran, di Gedung Terra Drone, Jakarta Pusat, Selasa (9/12) siang. Warga Pancoranmas, Kota Depok itu, juga merupakan karyawan disana.
Wahyu Raharjo memaparkan, sebelum dinyatakan meninggal dunia, sang anak sempat memberi kabar melalui pesan singkat di WhatsApp sekira pukul 12:42 WIB.