RADARDEPOK.COM – Pertarungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2024, antara anak sopir melawan anak presiden bakal seru bila itu terwujud.
Mengingat, pemegang tahta kursi Walikota Depok belum tergoyahkan sejak 2005 hingga kini. PKS sebagai partai penguasa sering kali dikeroyok koalisi gemuk.
Hadirnya nama Kaesang Pangarep dinilai menarik sebagai menakar kedigdayaan PKS saat bertarung di Pilkada Depok 2024.
Baca Juga: IBH tidak Takut Lawan Kaesang di Pilkada Depok 2024: Sudah Tertulis siapa yang akan Memimpin
Ketua DPD PKS Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) mengaku, tak membuatnya gentar siapapun lawan politiknya dalam Pilkada Kota Depok 2024. Pasalnya, dia sangat percaya dengan partainya yang sudah kuat di Kota Depok.
“Selain itu, kami bersama Walikota Depok masih berfokus untuk menyelesaikan program pembangunan di Kota Depok,” ucap Imam Budi Hartono dalam Podcast Bang HS TV, Senin (24/7).
Imam menuturkan, saat ini dia dan PKS yang mengusungnya pada Pilkada Depok 2023, tidak melihat latar belakang lawannya nanti, apakah itu anak presiden atau anak sopir.
Baca Juga: Erick Thohir Seleksi 9 Pesepakbola Depok, Buat Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
“Kami di PKS tidak melihat itu, tapi kami fokus bagaimana kemenangan PKS yang diraih lima kali berturut-turut di Depok bisa terus terjaga,” terang mantan anak sopir ini.
Partainya saat ini masih fokus bagaimana partai berlambang padi dan kapas itu bisa menambah kursi di parlemen, dari 12 kursi naik menjadi dua kali lipatnya.
“Saat ini kami juga masih berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrat,” ujar dia.
Baca Juga: Percikan Api di Dapur Picu RS Hermina Terbakar, Ini Kejadian Sebenarnya
Menurut dia, menguatnya PKS di Kota Depok karena pemilihnya sudah rasinonal dan cerdas dalam menentukan pemimpin di masa depan. “Di Kota Depok para pemilihnya sudah cerdas dan rasional berbeda dengan Solo dan sekitarnya,” ujar dia.
Imam menganalisa bahwa masyarakat Kota Depok memiliki jiwa kemajemukan. Sebab, Kota Depok merupakan kota penyanggah Ibu Kota, yang menjadikan kebanyakan berisi masyarakat urban.
“Banyaknya masyarakat urban, ingin mencari tempat tinggal yang nyaman setelah bekerja di Jakarta,” ucap dia.