RADARDEPOK.COM - Beredar kabar tidak sedap terhadap Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhamad Naufal Zidan (MNZ) yang menjadi korban pembunuhan kakak tingkatnya.
Banyak netizen yang mempersoal orientasi seksual korban yang disebut-sebut terlibat Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Ada saja komentar miring warganet yang ditujukan kepada korban.
“Emang bener dia homo ya?,” tulis @rafamr1801 pada akun instagram Zidan, Sabtu (5/8).
Baca Juga: Mimpi Naufal Jadi Doktor Pupus di Tangan Senior, Kronologi Lengkap Mahasiswa UI Dihabisi!
Komentar lain juga terlihat di akun TikTok @Library, yang mengatakan jika motif pembunuhan bukan hanya dilatar belakangi soal rasa iri pelaku terhadap korban.
“Aku yakin ga cuman rasa iri sih kayaknya, ada bau-bau pelangi (lgbt) di matamu,” tulis komentar @gugulu666, Minggu (6/8).
Sontak dari komentar itu pun menuai banyak reaksi warganet. Mereka mengecam jika hal itu merupakan tuduhan tanpa bukti. Sehingga dari keluarga Zidan angkat suara dan juga menepis tudangan itu.
Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono : Pengawasan Kosan dan Apartemen Mesti Ditingkatkan
Sepupu MNZ, Muchtar menegaskan, tuduhan gay pada korban dan pelaku itu tidak benar adanya. Sebab, keduanya sudah memiliki hubungan asmara masing-masing dengan lawan jenisnya.
"Gue tegasin kalo Zidan bukan seorang gay dan pelaku, Altafasalya Ardnika Basya (AAB), menurut informasi yang gue dapet dari bokap pada saat olah TKP, kalo dia juga bukan seorang gay karena dia udah punya pacar!" ucap dia dalam Instagramnya @muchtar_ri.
Bahkan, Muchtar mengaku, saudaranya itu pernah curhat dengannya soal pasangan hidup. Di mana, MNZ kerap meminta saran darinya agar segera mendapatkan pacar. Jadi, dia membantah isu soal LGBT tersebut.
Baca Juga: KPU Depok : 93 Bacaleg Tidak Memenuhi Syarat, Dideadline 6 Hari
"Zidan sendiri selama kurun waktu enam bulan bertemu sama gue as sodara sepupu yang baru ketemu gede, sering nanya ke gue gimana caranya dapet pacar dan deketin cewe," jelas dia.
Buktinya, kata dia, MNZ sempat mengunduh aplikasi kencan bernama Bumble. Namun, tidak lama setelahnya aplikasi tersebut dihapus lantaran dia merasa tidak ada perempuan sependapat dengannya untuk menjalankan sebuah hubungan.
"Informasi yang gue dapet dari dia sendiri -terakhir kita ketemu. Dia abis nge uninstall bumble karena cewe cewe yang ada di sana kebanyakan engga satu frekuensi/interest sama dia," ungkap Muchtar.