RADARDEPOK.COM–Dua WNI dilaporkan menjadi korban gempa dalam tragedi gempa yang meluluhlantakkan Turki, Senin lalu (6/2). Dua korban yang merupakan ibu dan anak itu meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan, WNI tersebut teridentifikasi bernama Nia Marlinda asal Bali. Nia ditemukan bersama anaknya yang berusia 1 tahun dan sang suami, yang merupakan WN Turki, di Kahramanmaras. Pihak KBRI telah mengabarkan hal tersebut kepada keluarga almarhumah di Tanah Air.
”Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaraan almarhumah,” ujar Iqbal kemarin (8/2).
Selain ke Kahramanmaras, tim KBRI Ankara juga dikirim ke empat titik lain. Yakni, Gaziantep, Adana, Hatay, dan Dyarbakir. Empat lokasi tersebut paling terdampak gempa. Setelah menempuh perjalanan 17 jam, tim yang terdiri atas tim konsuler perlindungan WNI, tim atase pertahanan, dan perbinlu (pejabat BIN) akhirnya berhasil mengevakuasi para WNI menuju Ankara.
Proses evakuasi tidak mudah lantaran kondisi cuaca tidak bersahabat. Badai salju melanda Turki dengan suhu 4 sampai -7 derajat Celsius. ”Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang, dari target semula 104 orang. Jumlah tersebut termasuk 2 warga Malaysia dan 1 warga Myanmar,” jelasnya.
Selain itu, diserahkan pula 1 kontainer food supply ke pihak Bulan Sabit Merah Turki. ”Biasanya truk sampai 11 jam, ini jadi 34 jam. Nyaris nggak bisa masuk. Tapi Alhamdulillah akhirnya sampai,” sambungnya.
Sementara itu, terkait 1 WNI atas nama Ayu Fira dan 2 anaknya di Hatay yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak, kemarin dapat dikonfirmasi keberadaannya. Ketiganya ditemukan dalam keadaan selamat di lokasi tempat tinggalnya. Pelacakan dipimpin oleh Sekretaris 3 Perlindungan WNI KBRI Ankara Bondet Suryonurwendo.
Namun, 2 WNI pekerja spa di Dyarbakir hingga kemarin belum dapat dihubungi. Tim evakuasi yang dipimpin oleh Kombespol Budi Wardiman masih melakukan pelacakan di Dyarbakir sembari mengevakuasi 20 WNI.
Mengenai kabar WNI meninggal dunia di Gaziantep, tim evakuasi telah melakukan penelusuran. Diperoleh informasi bahwa pemberi keterangan yang mengaku WNI di Gaziantep bernama Vivi Haryono. Namun, nama dia ternyata tidak ada dalam data WNI KBRI Ankara. Yang bersangkutan pun tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia di Gaziantep.
Terpisah, pemerintah telah mengadakan Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait rencana percepatan bantuan kemanusiaan gempa di Turki dan Suriah, kemarin. Rapat yang dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy itu membahas pemberian bantuan berupa Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dukungan logistik peralatan, dan kebutuhan dasar masyarakat pasca bencana.
”Saya tadi baru menghadap Presiden tentang rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah. Intinya Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin,” ujarnya.
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, bantuan kepada Turki dan Suriah dapat menggunakan dana siap pakai. Sejumlah kebutuhan yang harus disertakan, antara lain, logistik, selimut, matras, baju dingin, keranjang, detergen, dan lainnya.
”Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengirimkan tenaga medis dan SAR,” tuturnya.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) yang dapat diturunkan untuk membantu korban di lokasi bencana. Kemenkes juga akan mengirim 6,8 ton logistik kesehatan.
Artikel Terkait
Rekomendasi Nonton Film Percintaan yang Buat Kamu Baper, Ini Linknya
Depok Targetkan Penghargaan Kota Sehat Tertinggi
Wagub Uu Ruzhanul Ulum Jadi Pembina Upacara dan Tanam Pohon di Klapanunggal Bogor
BMSDA Bekasi: Jangan Memasang Atribut Parpol di Pohon
Bripka Madih Masih Bayar Pajak Tanah Orang Tuanya hingga Tahun 2022