RADARDEPOK.COM-Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor menyebut sejumlah pasar tradisional kondisinya kosong tanpa pedagang, kumuh, dan tidak dirawat. Bahkan kini sudah menjadi bangunan sarang hantu, padahal usia bangunan pasar masih terbilang baru.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagin Kabupaten Bogor, Desirwan mengatakan, terdapat empat pasar tradisional terbengkalai karena tidak diurus. Keempatnya yakni, Pasar Leuwisadeng, Pasar Klapanunggal, Pasar Babakan Madang, dan Pasar Cijeruk.
Pengelolaan keempat pasar rakyat tersebut, menjadi kewenangan Perumda Pasar Tohaga, salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Bogor.
"Keempatnya dibangun periode 2022 dan 2023, dan pengolaannya telah diserahterimakan semua ke Perumda Pasar Tohaga. Kalau kios maupun lapaknya tidak terisi pedagang, maka itu harus ditanyakan ke mereka (Perumda Pasar Tohaga), bukan ranah Disdagin lagi," ujarnya.
Baca Juga: Tegas! GP Ansor Depok Desak Reformasi Pendidikan, Begini Penjelasannya
Desirwan menyayangkan hal tersebut, terlebih keempat pasar itu dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit. Misal Pasar Klapanunggal menelan Rp 3 miliar dan Pasar Cijeruk dibangun dengan biaya Rp 5 miliar. Bahkan untuk Pasar Cijeruk akses jalannya sudah dibuat bagus.
Seharusnya sebagai pengelola, Perumda Pasar Tohaga punya tanggung jawab, serta memiliki upaya dan inovasi menjadikan pasar-pasar tersebut ramai dan diminati pedagang.
"Yang terjadi kan tidak begitu, ketika tidak laku malah didiamkan. Sudah begitu kondisi fisik pasar tradisional tidak dirawat, sehingga rawan rusak," kata Desirwan.
Baca Juga: Pembalasan Dendam Seorang Wanita di Film Colombiana, Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini!
Dia mengaku heran dengan sikap Perumda Pasar Tohaga yang seolah mau enaknya doang. Semestinya mereka punya inovasi untuk membuat pasar yang sudah dibangun berfungsi sebagaimana mestinya.
"Perumda Pasar Tohaga bisa merubah konsep pasa tradisional menjadi pasar tematik. Misal Pasar Cijeruk, bisa dijadikan pasar khusus buah, pasar khusus kuliner atau pasar yang khusus menjual produk UMKM masyarakat. Tapi itu kan tergantung mereka, punya niatan seperti itu tidak," ucapnya.
Pasar Cijeruk di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, dibangun dengan total anggaran Rp 5 miliar
Namun meski bangunan sudah mewah dan bagus, tak lantas membuat masyarakat tertarik berbelanja. Sehingga satu per satu kios ditinggalkan pedagang. Dengan mata lain pembangunan Pasar Cijeruk mubazir, hanya buang-buang anggaran.