RADARDEPOK.COM - Insiden maut terjadi di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8).
Pesawat latih sipil jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang dipiloti perwira tinggi TNI AU, Marsekal Pertama Fajar Andriyanto terjatuh di area perkebunan warga. Lokasinya tidak jauh dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Astana, Desa Benteng.
Sang pilot gugur, sementara co-pilot bernama Roni juga mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Warga Kampung Astana, Hidayat mengungkap, sebelum terjatuh pesawat tersebut sempat berputar-putar di atas TPU seperti ingin mencari tempat untuk mendarat. "Kelihatan dari jauh sudah oleng dan sempat berputar hingga akhirnya jatuh," ujarnya.
Baca Juga: Peringati HUT RI ke 80, Pemkab dan IMI Bogor Gelar Bupati Grasstrack Championship 2025
Hidayat menjelaskan bahwa aaat terjatuh kondisi pesawat latih hancur berkeping-keping. Sementara dua korban dievakuasi oleh warga.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana dalam keterangan media menjelaskan, pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja (ATS) sekira pukul pukul 09.08 WIB.
Pesawat ini diterbangkan untuk misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.
Sebelum terbang, pesawat telah menjalani inspeksi dan dinyatakan layak terbang. Namun, sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea.
"Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit," kata dia.
Ia menjelaskan latihan tersebut dilaksanakan dalam kapasitas Marsma Fajar sebagai pilot dan seorang bernama Roni sebagai co pilot.
Kegiatan itu merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU.
"Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu," ujarnya.
Baca Juga: Anak Nol Dosis di Kabupaten Bogor Diintervensi, Libatkan TNI-Polri Hingga Tokoh Agama
Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F 16 dengan call sign "Red Wolf".