RADARDEPOK.COM - Fenomena kemarau basah terjadi di Kabupaten Bogor. Disaat beberapa wilayah diguyur hujan, namun di beberapa kecamatan justru dilanda kemarau dan mengalami kekeringan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, mencatat terdapat tiga kecamatan mengalami kesulitan karena penurunan intensitas curah hujan. Yakni Kecamatan Citeureup, Kecamatan Jonggol, serta Kecamatan Nanggung.
Di wilayah Citeureup, BPBD Kabupaten Bogor mendistribusikan 10.000 liter air ke SMPN 2 Citeureup yang berada di Desa Tajur pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2025.
"Namun 620 warga sekolah masih membutuhkan air untuk kegiatan belajar dan mengajar serta berwudhu," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani.
Baca Juga: Peringati HUT RI ke 80, Pemkab dan IMI Bogor Gelar Bupati Grasstrack Championship 2025
Adam menjelaskan, sumber air berkurang karena intensitas hujan yang menurun di wilayah tersebut. Kondisi ininmengakibatkan warga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya.
"Untuk Citeureup, selain Desa Tajur, kekeringan juga mulai terjadi di Desa Hambalang," tuturnya.
Krisis air terparah terjadi di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, tersebar di 4 RT dan 3 RW. Wilayahnya meliputi Kampung Karni RT 01/04 dab RT 02/04, Kampung Kujang RT 01/07, serta Kampung Kujang Babakan RT 02/10.
Secara rinci, jumlah warga wilayah yang kesulitan mendapatkan air bersih yakni sebanyak 162 kepala keluarga (KK) terdiri dari 544 jiwa di Kampung Karni RT 01/04.
Selanjutnya Kampung Karni RT 02/04 dengan jumlah korban terdampak sekitar 138 KK terdiri dari 469 Jiwa Kampung Kujang RT 01/07 sebanyak 400 KK yang terdiri dari 840 jiwa, serta Kujang Babakan RT 02/10 , korban terdampak 83 KK terdiri dari 210 jiwa.
Baca Juga: Wakil Bupati Bogor Jaro Ade Dorong Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal Bergizi
"BPBD Kabupaten Bogor telah mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak," kata Adam.
Sementara di wilayah Nanggung, yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih adalah Desa Nanggung.
Camat Jonggol Andri Rahman mengungkap, bukan fenomena baru wilayah kerjanya mengalami krisis air bersih ketika kemarau datang.
"Kekeringan di wilayah Jonggol terjadi hampir setiap tahun di sejumlah desa," ucapnya. ***