RADARDEPOK.COM-Rangkaian Lebaran Depok 2025 dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang menggambarkan kekayaan budaya lokal. Salah satu momen menarik adalah partisipasi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok, Siti Barkah Hasanah, yang turut serta dalam pembuatan teng-teng atau jipang, cemilan tradisional khas Betawi berbahan dasar beras ketan dan gula.
Laporan : Agnesya Wianda
Di tengah semarak perayaan Lebaran Depok 2025, suasana berbeda terasa di ujung jalan Grand Depok City, Kecamatan Cilodong. Bukan sekadar hiruk-pikuk perayaan, tapi aroma manis yang merekatkan kenangan masa kecil, tawa ibu-ibu yang saling bahu-membahu, dan tangan-tangan lincah yang menabur warisan kuliner Betawi, teng-teng, atau yang juga dikenal dengan nama jipang.
Hari ketiga Lebaran Depok tak hanya diwarnai dengan pembuatan dodol yang sudah menjadi tradisi, tapi juga kebersamaan para ibu membuat teng-teng — camilan khas berbahan dasar beras ketan, gula, dan air asam. Pemandangan ini menjadi lebih istimewa ketika Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok, Siti Barkah Hasanah ikut turun tangan, bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai seorang perempuan Betawi yang rindu suasana dapur masa kecilnya.
Dengan kebaya biru yang anggun dipadankan kerudung merah jambu, Siti Barkah Hasanah memimpin proses pembuatan jipang dari awal. Gula merah dimasak perlahan, lalu diaduk bersama air asam hingga membentuk karamel yang kental. Setelah itu, beras ketan yang sudah dijemur dan dikukus dimasukkan ke dalam adonan, menciptakan aroma khas yang menggoda siapa pun yang melintas.
"Sejak kecil, saya sudah diajarkan ibu membuat teng-teng. Biasanya seminggu sebelum Lebaran sudah mulai bikin sambil nunggu buka puasa," cerita Siti Barkah Hasanah.
Begitu adonan merata, adonan dipindahkan ke dalam loyang dan dipotong-potong menggunakan penggaris kayu agar bentuknya seragam. Tak lama, potongan-potongan jipang itu pun disantap bersama ibu-ibu yang sedari pagi berjibaku membuat camilan tradisional itu. Bukan sekadar makan, tapi ada canda dan tawa yang mengiringi, menjadi bukti bahwa makanan bisa menjadi jembatan kebersamaan.
"Teng-teng ini makanan wajib di rumah kami saat Lebaran. Selain untuk tamu, juga buat sendiri. Ini makanan favorit keluarga, saya biasa sebutnya kue jipang," ujar Siti Barkah Hasanah.
Lebih dari sekadar makanan, bagi Siti Barkah Hasanah, teng-teng menyimpan filosofi. Proses pembuatannya yang melibatkan banyak tangan mencerminkan nilai gotong royong dan kekompakan yang kerap kali mulai tergerus zaman.
"Di sini kita semua sama-sama bikin, semua setara. Inilah budaya kebersamaan dan keguyuban yang harus terus dijaga," ujar Siti Barkah Hasanah.
Siti Barkah Hasanah juga menitipkan pesan khusus bagi generasi muda, untuk tidak melupakan akar budaya, termasuk melalui makanan tradisional seperti teng-teng.
"Anak-anak sekarang harus coba makan teng-teng ini. Enak, sehat, dan yang paling penting tanpa bahan pengawet. Ini warisan kita," tandas Siti Barkah Hasanah. ***
Artikel Terkait
Terimakasih Cing Ikah! Sera Bantu 40 Warga Kedaung Depok
Cing Ikah Bagi Sembako Rakyat di Limo Depok
Ketua TP PKK Kota Depok Cing Ikah Keliling 63 Kelurahan Bagikan Sembako Rakyat, Warga Kelurahan Cilangkap Dapat Puluhan Paket
Lebaran di Rumah Walikota Depok Pasti Ada Menu Ini, Cing Ikah: Itu Jadi Menu Wajib
Habis Gelap Terbitlah Terang! Istri Walikota Depok Cing Ikah Dorong Perempuan Bawa Perubahan di Momen Hari Kartini 2025