RADARDEPOK.COM-Mengisi waktu liburan sekolah di bulan Ramadan, belasan remaja di lingkungan RT 4/4 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok berkeliling membangunkan warga untuk sahur dengan marching band.
Laporan : Agnesya Wianda
“Saur... Saur...”
“Saur... Saur...”
Di pagi yang masih gelap, suara teriakan riang terdengar memecah keheningan. Tapi, bukan teriakan biasa, suara itu disertai dengan dentuman irama marching band yang memecah suasana malam. Suara ramai terikanan anak-anak membangunkan sahur terdengar. Mereka kompak semangat membangunkan warga RT 4/4, Kelurahan Cilangkap, agar segera sahur.
Baca Juga: Remaja Nekat Bobol Kotak Amal di Masjid An Nashihah Cilangkap Depok, Begini Modus Pelaku
Setiap tahunnya, belasan pelajar pada waktu sahur dengan menggunakan marching band. Mereka memulai perjalanan mereka dari Masjid Baiturrahman yang terletak di lingkungan tersebut, menyebar ke seluruh area untuk membangunkan sahur.
Beberapa di antara mereka membawa alat musik Bass Drum yang mereka tabuh, sementara yang lainnya berteriak memanggil sahur melalui pengeras suara. Sebelumnya, mereka hanya menggunakan bedug dan kentongan untuk membangunkan warga, namun sekarang, alat musik yang lebih berwarna dan berirama menjadi pilihan mereka.
“Selain karena bedug nya bermasalah, kalau pakai alat seperti ini, lebih moderen lebih enak juga di dengernya,” ujar Kiki, salah satu remaja yang ikut membangunkan sahur.
Suara dentuman bass drum menggema, disusul dengan tabuhan drum yang penuh semangat. Anak-anak itu berjalan dengan penuh keceriaan, wajah-wajah mereka berseri-seri meski mata masih setengah terpejam karena kantuk. Warga yang mendengar suara mereka mulai bangun dan mempersiapkan sahur.
Baca Juga: Hos! Raditya Fazal Munawar, Siswa SDN Cilangkap 3 Depok Juara Karate Nasional
Mereka tidak hanya membantu orang-orang untuk sahur, tetapi juga membawa keceriaan dan semangat positif. Kegiatan itu menjadi cara bagi mereka untuk merayakan Ramadan dengan cara yang berbeda, jauh dari perkelahian atau tawuran yang seringkali melibatkan remaja seusia mereka.
“Rata-rata setiap hari 10 sampai 15 orang yang ikut berkeliling, kebanyakan yang masih sekolah dan ada juga orang yang sudah kerja juga ikut. Kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan yang positif daripada cuma bengong atau ikutan tawuran,” tandas Kiki. ***