Minggu, 21 Desember 2025

Bahaya Gula Berlebih pada Bayi : Fakta yang Perlu Mums Ketahui Bersama dr Anggun Retnita dan Doodle Exclusive Baby Care

- Selasa, 21 Mei 2024 | 11:18 WIB
dr Anggun Retnita (DOKUMEN PRIBADI)
dr Anggun Retnita (DOKUMEN PRIBADI)

RADARDEPOK.COM–Konsumsi gula secara berlebihan pada seorang bayi akan sangat berdampak, terutama terhadap kesehatannya. Dalam hal ini, mums akan diperingatkan soal memberikan asupan gizi yang mengandung gula kepada bayi yang akan berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Anggun Retnita memberikan penjelasan dampak buruk yang dapat terjadi akibat konsumsi gula yang berlebihan pada bayi.

Dalam wawancaranya bersama Doodle Exclusive Baby Care, dr Anggun Retnita menerangkan jika ada resiko yang akan terjadi kalau anak maupun dewasa mengkonsumsi gula secara berlebihan menyebabkan obesitas. Menurutnya, obesitas tidak sertamerta langsung ketika anak makan akan membuat berat badan anak melonjak tetapi apabila dilakukan dalam jangka waktu lama akan menjadi berat badan berlebih dan kemudian obesitas.

Baca Juga: Sehabis Isi Bensin! Sepeda Motor di Cilodong Depok Ludes Terbakar

"Padahal yang diketahui di Indonesia untuk kasus obesitas cukup tinggi dan merupakan faktor resiko penyakit seperti jantung, diabetes. Penyakit jantung merupakan pembunuh paling tinggi di Indonesia. Bisa juga membuat gangguan metabolisme pada anak, juga bermasalah pada gigi anak. Yang biasa terlewat gigi anak berdampak pada makanan manis juga membuat sulit tidur, gangguan konsentrasi serta gangguan perilaku," terangnya.

Diungkapkan wanita yang disapa dengan nama Anggun ini bahwa ketika menyiapkan makanan lebih disarankan menggunakan makanan yang memiliki gula alami dibandingkan menambahkan gula tambahan. Alami misalnya memberikan anak makanan seperti buah-buahan misalnya apel, papaya atau semangka yang memiliki manis alami atau juga sayuran juga memiliki rasa manis itu yang sebaiknya diutamakan saat memberikan makanan untuk anak.

"Tetapi kalau dalam batasan saat anak mengkonsumsi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dibawah setahun seminimal mungkin tidak perlu gula tambahan. Sedangkan untuk usia 2 tahun ada batasan maksimal 2 sendok teh dan usia 2 sampai 18 tahun maksimal 6 sendok teh," tambahnya.

Baca Juga: Tempat Camping dengan Pemandangan Telaga dan Gunung Emang Super Keren, Seperti yang Ada di Tempat Wisata Ini

Dokter yang bekerja di Rumah Sakit Permata Serdang Serang mengemukakan anak yang habis makan terlalu banyak anak akan lebih hyperaktif sehingga saat malam sulit tidur. Ketika anak menjadi sulit tidur karena habis makan, lakukan pendekatan kepada anak diedukasi buatlah suasana tidur. Sehingga suasana tidur tercipta dan paksa anak untuk tidur. Maksudnya dipaksa disini bukan dimarahin tetapi membuat suasana tidur yang nyaman seperti mematikan lampu, bantal guling, bedtime story, membelai anak sehingga membuat anak mengantuk.

Ketika bayi atau balita terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis pengaruhnya terhadap penyerapan asupan nutrisi tubuh? Wanita yang berprofesi sebagai dokter ini mengatakan apabila anak yang sudah makan manis terlalu banyak, biasanya akan lebih cepat kenyang yang seharusnya masih bisa makan vitamin, serat, mineral yang dibutuhkan tubuh yang lebih esensial jadi tidak kemakan sehingga membuat kekurangan zat-zat esensial ditubuh. Misalnya kalau sudah banyak makan gula sehingga menjadi sedikit makan buah dan sayur sehingga efeknya membuat ketika anak Buang Air Besar (BAB) menjadi tidak lancar dan sakit butuh ngeden-ngeden.

Baca Juga: Renovasi Kelurahan Tapos Usung Budaya Lokal Depok, Ada Gong Si Bolong hingga Belimbing Dewa

"Selain metabolisme yang terganggu, penyebab lain akibat dari konsumsi gula berlebih adalah gigi yang menjadi salah satu silent problem. Kondisi biasa saja terkadang anak memiliki banyak masalah pada gigi apalagi ditambah sugar rush yang mengkonsumsi gula berlebihan. Ketika makan manis, bakteri didalam mulut akan berubah menjadi asam. Asam tadi akan menempel digigi apabila dibiarkan, misalnya pada malam hari anak lupa menyikat gigi akan membuat karies gigi, pembentukan plak, giginya ada yang bolong, coklat-coklat padahal anak masih kecil. Ketika giginya bermasalah sehingga membuat anak sulit mengkonsumsi makanan yang semestinya dimakan. Bisa juga terjadi infeksi pada gusi atau periodontitis yakni gusinya bisa merah, radang membuat sulitnya mengkonsumsi makanan utamanya," jelas Dokter Anggun.

Baca Juga: Pencuri Besi Penutup Selokan di Mampang Depok Tertangkap

Saat wawancaranya bersama Doodle Exclusive Baby Care, Dokter Anggun menjelaskan sebagai orangtua lebih selektif dalam memberikan makanan kepada anak, cemilan dirumah berikan buah dan sayur juga telur rebus yang juga mengeyangkan. Bisa juga roti gandum yang bisa dikonsumsi efeknya kenyang. Ketika anak terbiasa makan makanan manis sebaiknya diganti demi kebaikan anak dan berikan pengertian kepada anak.

"Masalah anak di Indonesia namanya double burden, jadi obesitas pun masalah tetapi berat badan kurang atau under weight, stunting atau berat badan yang dibawah standart juga bermasalah dan sama-sama banyaknya. Sehingga patokannnya bukan hanya terlihat gemuknya tetapi pada kurva yang dilihat setiap bulannya dalam buku Kartu Menuju Sehat (KMS)," tandasnya.

Baca Juga: Kesibukan Markas Rescue Dinas Damkar Kota Depok di Sukmajaya : Tiap Hari Terima Laporan, Evakuasi Korban Banjir hingga Tangkap Ular

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Resep Dimsum Tahu Tanpa Ayam, Lembut dan lezat

Sabtu, 29 November 2025 | 08:52 WIB
X