Senin, 22 Desember 2025

Intip Keseruan Sedekah Bumi Kramat Ganceng, Kecamatan Cimanggis Depok: Hujan Usai Arak-Arakan, Tanda Sedekah Bumi Diterima

- Kamis, 4 Juli 2024 | 10:15 WIB
Ketua Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD) wilayah Cimanggis, Tri Sakti Anggoro saat menghadiri Festival Sedekah Bumi Kramat Ganceng. (ISTIMEWA)
Ketua Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD) wilayah Cimanggis, Tri Sakti Anggoro saat menghadiri Festival Sedekah Bumi Kramat Ganceng. (ISTIMEWA)

Dikatakan Tri Sakti Anggoro, kegiatan ini digelar setiap tahun, seminggu setelah selesai ibadah haji.

"Biasanya Kramat Ganceng atau sedekah bumi Kramat Ganceng diadakan setiap tahun seminggu setelah ibadah haji. Itu diadakan selama dua hari. Kebetulan saja tahun ini kita adakan Kamis dan Jumat," kata Tri Sakti Anggoro.

Tri Sakti Anggoro menjelaskan, Festival Budaya Sedekah Bumi Kramat Ganceng tampak sangat diminati masyarakat, baik warga setempat juga warga luar. Kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat gabungan antara budaya Betawi dengan Sunda.

Baca Juga: Perayaan Hari Bhayangkara Ke 78 di Mapolsek Beji Depok : Kejutan Tumpeng hingga Kue Ulang Tahun Unjuk Kekompakan

"Saya melihat antusias warga masyarakat hadir ke acara ini, menunjukkan suksesnya sebuah acara," kata Tri Sakti Anggoro.

Selain kegiatan arak-arakan, pada Kamis (27/6) masyarakat Pondok Ranggon juga menggelar tahlilan di makam Kramat Ganceng.

Tri Sakti Anggoro menyebutkan, Sedekah Bumi Kramat Ganceng juga diramaikan bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Masyarakat yang menjual aneka makanan, minuman, aksesoris, fesyen, serta mainan anak-anak.

Selanjutnya Tri Sakti Anggoro menjelaskan, ada tiga pesan makna perhelatan kegiatan Sedekah Bumi Kramat Ganceng, pertama bersyukur kepada Allah SWT memberikan rejeki. Memberikan kehidupan, keberkahan, kedua sebagai tradisi dengan nilai-nilai yang diwariskan, terutama untuk menghargai orangtua.

Baca Juga: Gerak Nyata Kelurahan Serua di Kota Depok Antisipasi Stunting : Sebar Asupan Bergizi, Jumat Rutin Pemeriksaan Seluruh Balita

"Menghargai para leluhur menyelenggarakan kegiatan tradisi turun-temurun, ini yang harus dilakukan anak muda bisa mencontoh bagaimana menghargai orangtua. Pesan ketiga adanya kegiatan ini ajang silaturahmi, karena kesibukan jarang bertemu dan seluruh warga bisa bertemu di sini," tandas Tri Sakti Anggoro.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X