Minggu, 21 Desember 2025

Dedi Mulyadi: Setop Study Tour SMAN 6 Depok, Komite Sekolah Ngotot Tetap Selenggarakan

- Senin, 17 Februari 2025 | 06:45 WIB
TANGKAPAN LAYAR : Tampak gedung SMAN 6 Depok ang terletak Jalan Raya Limo, Kerlurahan Meryung, Kecamatan Limo. (RADAR DEPOK)
TANGKAPAN LAYAR : Tampak gedung SMAN 6 Depok ang terletak Jalan Raya Limo, Kerlurahan Meryung, Kecamatan Limo. (RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – SMA Negeri 6 Depok yang terletak Jalan Raya Limo, Kerlurahan Meryung, Kecamatan Limo, Depok, tengah menjadi sorotan publik. Sebab, kegiatan study tour atau Kunjungan Objek Belajar (KOB) senilai Rp5,5 juta dinilai sangat membebankan para orang tua siswa.

Bahkan, kegaduhan ini hingga terdengar kuping Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi yang juga turut menyoroti kegiatan KOB SMAN 6 Depok ini. Hingga, Dedi Mulyadi mengintruksikan untuk membatalkan kegiatan tersebut.

"Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, untuk menyetop kegiatan study tournya," kata dia, Minggu (16/2).

Baca Juga: Nikmati Serunya Kegiatan Positif yang Disajikan SMP Negeri 26 Depok Selama Ramadan

Menurut dia, biaya study tour ke Bali sekitar Rp 3,8 juta. Jika ditambah uang saku dan biaya jajan, maka orang tua harus mengeluarkan uang sekitar Rp 4,5 juta hingga Rp 5,5 juta.

"Memang saya belum dilantik. Jadi hanya bisa bersifat imbauan, belum bisa membuat sesuatu yang tertulis menjadi keputusan Gubernur. Tetapi mari kita belajar cerdas," tegas Dedi.

Dedi Mulyadi menjelaskan, study tour itu adalah sebuah orientasi berpikir yang bisa digunakan untuk dunia pendidikan. Selain itu mengarahkan anak-anak dalam melakukan pengkajian, penelitian, pada sebuah tempat yang dikunjungi.

Baca Juga: Disdik Depok Minta Tenaga Pengajar dan Orang Tua Maksimal Bimbing Anak saat Ramadan

Dalam hal ini, Dedi Mulyadi berpendapat untuk memanfaatkan berbagai tempat di Kota Depok untuk pembelajaran di luar kelas dan membuat beberaopa kajian soal permasalahan tersebut.

“Banyak seklai, sekali tempat di Depok yang bisa menjadi objek studi. Salah satunya TPA Cipayung dan permasalahan sampahnya yang menjadi sorotan publik, sebagai pembelajaran di yang bagus, terutama pelajaran ilmu pengetahuan alam,” kata dia.

Selain itu, sekolah bisa menggerakkan siswanya melakukan penelitian, berstudi ke tiap rumah, untuk belajar cara memilah sampah organik dan anorganik sehingga tidak jadi problem.

Baca Juga: Pelajar SMP Budi Cendekia Islamic School GDC Diedukasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba : Menuju Generasi Emas Indonesia

"Kemudian bisa pergi ke industri yang ada di sekitar kita. Mempelajari percepatan proses produksi bagaimana menggunakan robot sebagai kekuatan teknologi hari ini, bagaimana proses produksi minyak goreng dari hulu sampai hilir, membuat motor, tekstil dan industri lainnya," kata dia.

Namun, ujar Dedi Mulyadi, jika pergi ke tempat-tempat rekreatif, itu bukan study tour. Hal demikian namanya piknik atau berwisata.

"Sudahlah enggak usah pakai kalimat studi-studian. Itu namanya piknik," ujar dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X