RADARDEPOK.COM - Sebagai langkah untuk meningkatkan tenaga pengajar dan pembelajaran yang ada. Senin (4/9), SMK An-Nur yang berada di wilayah Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, memantapkan kurikulum level tertinggi, yakni kurikulum merdeka mandiri berbagi.
Pengawas Pembina SMK An-Nur, Syaikhi mengatakan, poin utama yang dibahas dalam workshop yang berlangsung ini, menyangkut soal pemantapan kurikulum merdeka. Tentunya, ini menyangkut pemahaman perihal konten kurikulum merdeka.
“Meliputi pembelajaran sampai pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, karena ini merupakan ruh nya dari kurikulum merdeka,” ungkap Syaikhi, Senin (4/9).
Baca Juga: Rayakan Harpelnas, Petinggi Indosat Ooredoo Sapa Pelanggan Setia
Maka dari itu, sambung dia, sekolah-sekolah SMK yang masih aktif sampai saat ini, wajib untuk melaksanakan kurikulum merdeka. Apalagi SMK An-Nur ini sudah masuk dalam kurikulum kategori tertinggi, yakni kurikulum merdeka mandiri berbagi.
“Maka SMK An-Nur ini harus menyesuaikan diri dengan kurikulum merdeka yang berlaku saat ini,” jelas Syaikhi.
Pengawas Pembina SMK An-Nur lainnya, Rita Supariti Hasanah mengungkapkan, ini merupakan jelang tahun kedua SMK An-Nur dalam menerapkan kurikulum merdeka mandiri berbagi, yang sudah dimulai sejak 2022 awal.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Soto Betawi Legendaris di Depok, Bikin Nafsu Makan Kamu Bertambah
Sedangkan, terkait dengan penerapan kurikulum merdeka mandiri berbagi, sambung dia, SMK An-Nur masih menggunakan kurikulum 2013.
“Karena sesuai dengan level kesiapannya, SMK An-Nur ini sudah mampu melaksanakan kurikulum di level tertinggi. Baik dari segi sarana prasarana (Sarpras) nya, mitra kepada perusahaan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan lain sebagainya,” kata dia.
Rita mengatakan, dari berbagai kesiapan ini, SMK An-Nur terpilih menjadi sekolah yang sudah layak untuk menerapkan kurikulum merdeka mandiri berbagi, merupakan kurikulum dalam kategori tertinggi.
“Dengan semakin berkembangnya situasi pembelajaran. Maka para tenaga pengajar di SMK An-Nur ini harus dikuatkan, supaya lebih menjiwai dalam pembelajaran kurikulum merdeka mandiri berbagi, terutama mengenai karakter dan peningkatan kompetensi siswa,” jelas Rita.
Kepala Sekolah SMK An-Nur, Ahmad Latif berharap, dengan adanya workshop penguatan kurikulum merdeka mandiri berbagi ini, proses pembelajaran dan pengajaran oleh tenaga pengajar yang ada ini menggunakan paradigma baru.
“Paradigma baru itu, yakni para guru itu bukan lagi sebagai sunber dari segala informasi. Tetapi guru itu hanya memerankan diri sebagai fasilitator dalam pembelajaran,” terang Latif.