RADARDEPOK.COM - Pendidikan adalah fondasi penting dalam pembentukan generasi masa depan yang kompeten dan berdaya saing. Kurikulum merupakan salah satu elemen utama dalam sistem pendidikan, yang menentukan materi, metode, dan tujuan pembelajaran. Dalam membahas opini antara "Kurikulum Merdeka" yang penulis sebut dengan "Kurikulum Terjun Bebas," perlu diperhatikan bahwa kedua konsep ini mungkin memiliki implikasi yang berbeda-beda dalam konteks yang lebih spesifik.
Baca Juga: Tati Sri Hardina Bagikan 200 Minyak Goreng di Pancoranmas Depok, Ini Titiknya
Kurikulum Merdeka, seperti namanya, mengacu pada pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan lebih kepada siswa dalam memilih mata pelajaran dan jalur pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan mereka. Konsep ini mendorong siswa untuk menjadi pelaku aktif dalam proses belajar mereka, sehingga dapat membangun kemandirian, kreativitas, dan pemecahan masalah. Pendukung Kurikulum Merdeka berpendapat bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kecenderungan yang berbeda, sehingga perlu memberikan ruang lebih dalam menentukan jenjang pendidikan yang sesuai.
Di sisi lain, Kurikulum Terjun Bebas mengimplikasikan adanya keterlibatan langsung dalam dunia nyata melalui pengalaman praktik dan eksperimen. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran melalui tindakan, dimana siswa belajar secara langsung dengan melakukan kegiatan di luar kelas.Kurikulum Terjun Bebas memberikan pengalaman langsung dalam situasi nyata,juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan mempersiapkan siswa untuk tantangan dunia nyata.
Namun, perlu diingat bahwa baik Kurikulum Merdeka maupun Kurikulum Terjun Bebas tidak berarti bebas dari panduan atau struktur pendidikan.Tetap diperlukan kerangka kerja yang jelas dan pedoman pengajaran yang mengikuti standar yang ditetapkan untuk memastikan kualitas pendidikan yang komprehensif.
Baca Juga: PT Tirta Asasta Revitalisasi Pipa di Kelurahan Tugu
Dalam memilih antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Terjun Bebas, sebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, perlu memastikan bahwa siswa tetap mendapatkan pemahaman dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang studi. Kebebasan dalam memilih mata pelajaran tidak boleh mengabaikan pentingnya penguasaan materi yang mendasar.
Baca Juga: PNM Selalu Mendorong Kegiatan Usaha Ultra Mikro
Sejak Indonesia merdeka sudah sering terjadi pergantian kurikulum,dan Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang ke sebelas yang belaku di Indonesia.
Setiap pergantian kurikulum,sebetulnya tidak memiliki dasar perbedaan yang prinsipil.Kurikulum Medeka juga tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan Kurikulum 1984.Dalam Kurikulum 1984 juga menggunakan metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau Student Active Learning (SAL).
Baca Juga: Pasar Sukatani Siap Pertahankan Status SNI
Selanjutnya, pendekatan ini juga harus disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan pendidikan suatu negara atau wilayah. Faktor-faktor seperti tingkat pembangunan, infrastruktur pendidikan, dan kebutuhan tenaga kerja di masa depan perlu diperhatikan agar kurikulum yang dipilih dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan pasar.
Artikel Terkait
Longok Penyuluhan HIV di Kelurahan Ratujaya, Sasar Belasan Ibu Hamil Cegah HIV
PT Tirta Asasta Revitalisasi Pipa di Kelurahan Tugu
Drama KING THE LAND, Yang Diperankan Im Yoon Ah dan Lee Junho: Tentang Karir dan Cinta yang Sangat Romantis
PNM Selalu Mendorong Kegiatan Usaha Ultra Mikro
Waspadai Penularan Penyakit Saat Badai El Nino, Begini Tips Menjaga Kesehatan dari Dokter IGD RSUD ASA Depok
Tati Sri Hardina Bagikan 200 Minyak Goreng di Pancoranmas Depok, Ini Titiknya