Edukasi ini akan membantu mengurangi kebiasaan membuang sayur karena dianggap tidak enak.
5. Libatkan tenaga pelaksana gizi (TPG) Puskesmas.
Menurut Tan, banyak TPG merasa diabaikan dalam pelaksanaan MBG. Padahal mereka adalah tenaga terlatih yang seharusnya berperan penting dalam memastikan kualitas gizi makanan.
Kritik Tan Shot Yen menunjukkan bahwa program MBG, meskipun niatnya baik, masih memiliki banyak kelemahan dalam desain maupun pelaksanaannya. Kasus keracunan menjadi alarm keras bahwa sistem keamanan, kualitas gizi, hingga pengawasan harus diperbaiki secara menyeluruh.
“Jangan keras kepala memaksakan model dapur SPPG yang modalnya miliaran rupiah. Tapi bisa memberdayakan kantin sekolah,” pungkas Tan.***
Artikel Terkait
Tinjau Langsung Posko MBG di Cipongkor, Kepala BGN: Hentikan Sementara Layanan MBG di Titik Terdampak dan Instruksikan Evaluasi Menyeluruh SPPG
Tanggapan Badan Gizi Nasional Terkait Dapur MBG Fiktif: Tegaskan Semua SPPG Terverifikasi Tidak Mungkin Fiktif
Marak Kasus Keracunan, Dinkes Kabupaten Bogor Perkuat Pengawasan Terhadap Penyedia MBG
MBG di SMPN 1 Jonggol Terindikasi Racuni Tiga Siswa, Sekarang Kondisinya Membaik
Antisipasi Keracunan dan Ompreng Mengandung Babi, SPPG Perketat SOP Penyajian MBG di Depok
Disdik Tunggu Hasil Laboratorium Dugaan Keracunan MBG SMPN 1 Jonggol
Total Korban Diduga Keracunan MBG di Bandung Barat Capai 1000 Lebih Siswa