RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Richard Eliezer atau Bharada E tetap dipertahankan di Polri. Dalam sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap terpidana kasus pembunuhan Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, hanya memberikan sanksi berupa mutase-demosi selama satu tahun.
Namun, KKEP menebalkan perbuatan Richard Eliezer sebagai pelaku pembunuhan Brigadir J sebagai perbuatan tercela dan tak terpuji.
Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan saat membacakan hasil sidang KKEP terhadap Richard, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/2).
“KKEP berpendapat, pelanggar Bharada Richard Eliezer masih dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Polri,” ungkap Ahmad Ramadhan saat membacakan hasil sidang KKEP.
Sidang KKEP terhadap Richard berlangsung selama 7 jam 22 menit. Forum KKEP terhadap Richard, dikomandoi oleh ketua sidang Komisaris Besar (Kombes) Sakeus Ginting.
Dan dua anggota komisi sidang lainnya, Kombes Imam Thobroni, dan Kombes Hengky Widjaja.
Dari persidangan, kata Ramadhan, KKEP memutuskan empat hal, dan bentuk sanksi terhadap Richard sebagai pelanggar etik.
Pertama sanksi yang bersifat etika. Kata Ramadhan, sidang KKEP memutuskan bahwa Richard dinyatakan sebagai pelanggar.
“Prilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela,” kata Ramadahan.
Kedua, dinyatakan kewajiban terhadap Richard sebagai pelanggar untuk meminta maaf kepada sidang KKEP, dan Kapolri.
“Kewajiban sebagai pelanggar meminta maaf secara lisan di hadapan sidang KKEP, dan permintaan maaf secara tertulis kepada pimpinan Polri,” tuturnya.
Selanjutnya, sidang KKEP juga memberikan hukuman terhadap Richard berupa sanksi administratif.
“Memberikan saksi administratif terhadap pelanggar, yaitu mutasi yang bersifat demosi selama satu tahun,” pungkasnya. (jpc/net)